TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Nikaragua menggeledah sebuah rumah Rolando Alvarez, Uskup yang dikenal kritis terhadap pemerintahan Presiden Nikaragua Daniel Ortega. Alvarez saat ini berstatus tahanan rumah, namun dia sekarang sudah dibawa ke sebuah tempat yang tidak dipublikasi pada Jumat dini hari, 19 Agustus 2022.
Penahanan pada Alvarez dikonfirmasi oleh sejumlah kelompok agama dan HAM. Alvarez menjalani tahanan rumah sejak dua pekan lalu bersama lima pendeta, satu seminaris dan satu orang kameramen di sebuah stasiun televisi soal agama.
Reuters belum bisa mengkonfirmasi perihal penahanan ini. Pemerintah Nikaragua dan Kepolisian, kompak belum bisa memberikan keterangan.
Otoritas Nikaragua juga dilaporkan setidaknya ada tiga pendeta yang beberapa bulan terakhir, ditahan. Ada pula beberapa lainnya, eksil atau melarikan diri ke luar negeri.
Hubungan antara Gereja Katholik dengan pemerintahan Ortega ternoda setelah meletup aksi unjuk rasa anti-Ortega pada 2018. Sebelumnya pada awal Agustus lalu, Kepolisian Nikaragua melakukan penyidikan pada Alvarez atas tuduhan membentuk kelompok garis kekerasan dan tuduhan melakukan konspirasi.
“Dengan hati penuh luka dan marah, saya mengutuk penculikan Rolando Alvarez. Kediktatoran sekali lagi melampaui roh jahat dan kejahatannya sendiri,” kata Silvio Baez, Uskup Nikaragua, yang saat ini eksil.
Baez pun menyerukan agar Alvarez dibebaskan. Dia mendesak mereka yang punya informasi soal keberadaan Alvarez, agar mau muncul ke muka.
Kepala Organization of American States, Luis Almagro, juga mengutuk penahanan pada Alvarez. Dia pun menuntut agar Alvarez segera dibebaskan, termasuk para tahanan politik
Almagro, 55 tahan, yang merupakan keponankan Alvarez, membenarkan Kepolisian Nikaragua telah melakukan penggeledahan di rumah Alvarez di Ibu Kota Managua.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perjuangan Atlet Myanmar, Thet Htar Thuzar, Rintis Jalan ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.