TEMPO.CO, Jakarta - Rusia memperingatkan Amerika Serikat kalau hubungan diplomatik kedua negara akan sangat rusak bahkan putus jika Rusia dinyatakan sebagai negara pensponsor teroris. Gertakan Rusia itu diwartakan oleh media Tass pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Alexander Darchiyev, Kepala wilayah Amerika utara di Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan jika senat Amerika Serikat menjalankan rencana untuk menunjuk Rusia (sebagai negara pendukung teroris), maka itu artinya Washington telah melewati batas, di mana tidak ada titik untuk kembali.
Sebelumnya pada bulan lalu, dua anggota Senat Amerika Serikat sedang mengupayakan untuk meloloskan sebuah aturan yang akan menunjuk Rusia sebagai sebuah negara pensponsor teroris. Dua anggota senat tersebut, telah melakukan kunjungan kerja ke Kyiv untuk mendiskusikan RUU tersebut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menurut Darchiyev, jika RUU ini diloloskan, maka ini akan menyebabkan kerusakan kolateral yang sangat serius pada hubungan diplomatik kedua negara hingga ke titik terendah dan bahkan bisa putus hubungan.
“Pihak Amerika Serikat sudah diperingatkan,” kata Darchiyev.
Sebelumnya pada Kamis, 11 Agustus 2022, anggota parlemen dari Latvia menunjuk Rusia sebagai sebuah negara pensponsor teroris menyusul meletupnya perang Ukraina. Negara itu pun menyerukan agar sekutu-sektu Latvia di Barat memberlakukan sanksi – sanksi yang lebih komprehensif pada Moskow.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Rusia menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus" untuk menjaga keamanannya sendiri dan juga untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.
Ukraina dan Barat mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi gaya kekaisaran terhadap tetangga yang memperoleh kemerdekaan ketika Uni Soviet bentukan Moskow bubar pada 1991.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemilihan PM Inggris: Sunak Potong Pajak, Truss Dapat Dukungan Zahawi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.