TEMPO.CO, Jakarta - Seorang aktivis asal Taiwan ditahan aparat keamanan di China bersamaan dengan kunjungan singkat Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi di pulau tersebut, menurut laporan media setempat, Kamis 4 Agustus 2022.
Aktivis bernama Yang Chih Yuen itu ditahan pada Rabu oleh Biro Keamanan Negara (BSS) di Wenzhou, Provinsi Zhejiang. Yang ditangkap atas tuduhan melakukan aktivitas separatisme demi kemerdekaan Taiwan dan mengancam keamanan nasional China.
Baca Juga:
Pria berusia 32 tahun asal Kota Taichung, Taiwan, itu telah lama mengampanyekan kemerdekaan Taiwan, menurut pernyataan BSS. Biro intelijen China itu menuduh Yang bekerja sama dengan pihak lain mendirikan organisasi ilegal Partai Nasional Taiwan.
Organisasi tersebut mendorong Taiwan menjadi negara berdaulat dan mandiri serta bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata BSS.
BSS juga menduga Yang telah merencanakan dan melakukan kegiatan separatisme, melakukan kejahatan dengan mencoba memecah belah bangsa, serta menghasut orang lain untuk melakukan tindakan separatisme.
Beijing memiliki rekam jejak dalam melakukan penangkapan politik sebagai bentuk pernyataan diplomatik, dalam apa yang disebut "diplomasi sandera." Penangkapan Yang tampaknya menjadi cara bagi China untuk menyatakan ketidaksenangannya dengan perjalanan Pelosi, di mana dia menegaskan kembali dukungan AS. untuk "demokrasi yang berkembang" Taiwan.
Presiden China Xi Jinping telah berulang kali mengatakan bahwa Taiwan harus "bersatu" dengan Beijing, dan menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mencaplok pulau itu. Taiwan tidak pernah diperintah oleh Beijing, atau menjadi bagian dari Republik Rakyat China yang berusia 72 tahun.
Namun, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang terpilih kembali dalam pemilihan umum 2020 setelah bersumpah untuk menentang China dalam masalah ini, telah berulang kali mengatakan bahwa 23 juta penduduk Taiwan tidak ingin menyerahkan kedaulatan mereka.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying menegaskan bahwa pemerintahannya akan mengambil tindakan konkret terkait kunjungan singkat Pelosi ke Taiwan yang dianggap melanggar kedaulatan dan integritas teritorial China.
"Segala akibat yang timbul (dari kunjungan itu) akan ditanggung oleh pihak AS dan kelompok separatis kemerdekaan Taiwan," kata diplomat perempuan yang kini menjabat wakil menlu itu.
Baca juga: 19 Jam di Taiwan, Nancy Pelosi Pulang ke Amerika
SUMBER: ANTARA | RFA