TEMPO.CO, Jakarta - Situs web kantor kepresidenan Taiwan tiba-tiba tak bisa diakses pada Selasa, 2 Agustus, 2022 menjelang kedatangan politisi AS Nancy Pelosi. Situs tersebut diduga terkena serangan distributed denial-of-service (DDoS). Beberapa situs web pemerintah lainnya juga dilaporkan terpengaruh serangan siber tersebut.
Serangan itu terjadi beberapa jam sebelum kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan. Sebelumnya, Pemerintah China mengancam akan mengambil tindakan untuk menanggapi perjalanan tersebut. Gedung Putih ngotot bahwa Pelosi bebas berkunjung ke mana saja. Sementara, Taiwan dilaporkan menyiapkan tempat perlindungan serangan udara untuk mengantisipasi potensi serangan China.
Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa malam, 2 Agustus 2022. Ia menyebut kunjungannya ke Taiwan untuk menunjukkan solidaritas Amerika Serikat dengan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut. Kementerian Luar Negeri China mengecam lawatan kerja sang ketua DPR itu.
Juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan Chang Tun-Han mengkonfirmasi serangan DDoS di kantor dalam sebuah posting di Facebook. Ia mencatat bahwa serangan DDoS terdiri dari 200 kali lebih banyak lalu lintas ke situs web daripada biasanya, dan itu dilakukan oleh kelompok dari luar Taiwan.
NBC News, seperti dikutip Politico, melaporkan bahwa situs-situs pemerintah Taiwan lainnya juga mati sebelum kunjungan Pelosi, termasuk Kementerian Pertahanan Nasional, Kementerian Luar Negeri, dan situs web Bandara Internasional Taoyuan Taiwan, tempat pesawat Pelosi mendarat.
Ketiga situs web tersebut aktif dan berjalan pada saat publikasi. Doug Madory, direktur Analisis Internet di grup pemantau lalu lintas Kentik, mengatakan pada Selasa, bahwa perusahaannya telah melacak serangan di tiga situs web. Insiden DDoS masih "efektif bahkan jika itu tidak memecahkan rekor." Dia mencatat bahwa lalu lintas internet secara keseluruhan untuk Taiwan tampak “cukup normal.”
John Hultquist, wakil presiden Analisis Intelijen di kelompok keamanan siber Mandiant, mengatakan bahwa perusahaan itu melacak peningkatan keseluruhan ancaman China terhadap Taiwan. Ini termasuk dua "operasi informasi China" mengubah taktik untuk menyebarkan disinformasi seputar bahaya yang terlibat dalam kunjungan Pelosi.
“Kami mengantisipasi bahwa aktor China juga melakukan spionase siber yang signifikan terhadap target di Taiwan dan AS untuk memberikan informasi intelijen tentang krisis tersebut,” kata Hultquist.
Meskipun dia tidak menghubungkan serangan DDoS di Taiwan itu ke China, Hultquist memperingatkan bahwa China memiliki kemampuan serangan siber yang signifikan di dalam Taiwan dan di luar negeri.
James Lewis, direktur Program Teknologi Strategis di Pusat Studi Strategis dan Internasional, meremehkan serangan itu. Ia mencatat bahwa mereka kemungkinan tidak terkait langsung dengan pemerintah China, dan menggambarkannya sebagai "jeritan kemarahan."
“DDoS artinya adalah ‘peretas patriotik’, peretas amatir Tiongkok yang mengungkapkan ketidaksenangan mereka,” kata Lewis, Selasa. "Hal-hal yang cukup normal untuk netizen China, bahkan tidak membutuhkan dorongan resmi."
Seorang juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, D.C. menolak berkomentar atas serangan tersebut. Juru bicara Gedung Putih belum menanggapi pertanyaan seputar apakah pemerintahan Biden melacak ancaman dunia maya ke Taiwan.
Baca: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Bertemu Presiden Taiwan, Ini Pernyataan Tsai Ing-Wen
POLITICO | REUTERS