TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menuduh Rusia menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Ukraina sebagai "perisai nuklir" dengan menempatkan pasukan di sana. Perisai nuklir ini untuk mencegah pasukan Ukraina membalas tembakan karena bisa menyebabkan kecelakaan nuklir yang mengerikan.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat sangat prihatin bahwa pembangkit Zaporizhzhia, kini menjadi pangkalan militer Rusia untuk menembaki pasukan Ukraina. "Tentu saja Ukraina tidak dapat membalas karena tidak ada kecelakaan mengerikan yang melibatkan pembangkit nuklir," kata Blinken kepada wartawan di New York, Senin, 1 Agustus 2022.
Tindakan Rusia itu, ujar Blinken, melampaui perisai manusia. Ia menyebutnya sebagai perisai nuklir.
Pada pembicaraan di New York, Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Mykola Tochytskyi mengatakan perlu adanya tindakan bersama yang kuat untuk mencegah bencana nuklir. Ia menyerukan masyarakat internasional menutup langit terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina dengan sistem pertahanan udara.
Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah menyebabkan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Perang ini menewaskan ribuan orang, menggusur jutaan dan menyebabkan Ukraina porak poranda.
Perang juga menyebabkan krisis pangan global. Rusia dan Ukraina adalah produsen sepertiga dari gandum dunia. Sanksi Barat terhadap Rusia yang merupakan penyedia energi utama ke Eropa, telah menyebabkan krisis energi global.
Sejak kemarin, ekspor gandum dari Ukraina telah dimulai. Kapal pertama yang membawa gandum Ukraina melalui Laut Hitam, meninggalkan pelabuhan Odesa menuju Lebanon pada Senin.
Pelayaran itu dimungkinkan setelah Turki dan PBB menengahi kesepakatan ekspor biji-bijian dan pupuk antara Rusia dan Ukraina bulan lalu. Ini adalah sebuah terobosan diplomatik yang langka dalam perang Rusia Ukraina yang berlarut-larut.
Kapal Razoni berbendera Sierra Leone berlayar menuju pelabuhan Tripoli, Lebanon, setelah melewati Selat Bosphorus Turki yang menghubungkan Laut Hitam. Kapal tersebut membawa 26.527 ton jagung. Dikenal sebagai lumbung roti Eropa, Ukraina berharap bisa mengekspor 20 juta ton biji-bijian yang disimpan di silo dan 40 juta ton dari panen yang sedang berlangsung.
Rusia menyebut berlayarnya kapal Razoni sebagai berita positif. Namun Rusia juga membantah menjadi penyebab krisis pangan global.
REUTERS