TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan swasta bidang pengemasan, Tetra Pak, pada Selasa, 26 Juli 2022, mengumumkan akan angkat kaki dari operasionalnya di Rusia setelah 62 tahun beroperasi di Negeri Beruang Merah tersebut. Tetra Pak mantap untuk melepaskan bisnisnya di sana.
Dalam keterangannya, Tetra Pak mengatakan managemen setempat akan menjalankan operasional di Rusia sebagai perusahaan yang baru yang tidak ada kaitannya lagi dengan Tetra Pak.
Sejumlah perusahaan asal negara-negara Barat sudah meninggalkan Rusia atau mengumumkan niat mereka untuk meninggalkan negara itu. Langkah itu dilakukan setelah Moskow mengirimkan ribuan tentara ke Ukraian pada 24 Februari 2022. Rusia menyebut hal itu sebagai sebuah operasi militer.
Perang Ukraina telah menuai kecaman luas hingga Rusia dijatuhkan sanksi.
Sebelumnya pada Maret 2022, Tetra Pak sudah menghentikan semua investasinya dan proyek-proyeknya di Rusia. Bukan hanya itu, Tetra Pak juga membatasi operasionalnya untuk barang-barang penting untuk sekadar menjaga keberlanjutan dan meminimalkan dampak pada para pegawainya.
“(Keluar dari Rusia) karena dampak akumulatif dari sejumlah larangan ekspor yang diberlakukan ke Rusia sehingga rantai suplai menjadi tidak stabil. Dampaknya, perusahaan harus keluar tanpa opsi lain selain angkat kaki dari negara ini,” demikian keterangan Tetra Pak
Menyusul adanya transfer kepemilikan ini, perusahaan yang baru nantinya akan mengoperasikan bisnis sebagai perusahaan independen di bawah nama yang baru dan tidak akan terafiliasi lagi dengan Tetra Pak.
Industri pengemasan di Rusia saat ini sedang terseok-seok di bawah pemberlakuan sanksi-sanksi. Kekurangan suplai telah membuat kemasan karton jus yang warna-warni, sekarang hanya berwarna dominan putih.
Tetra Pak, yang juga memproduksi kartor jus, kekurangan bahan warna untuk membuat kemasan menjadi berwarna-warni. Begitulah bagaimana rantai suplai telah terkena dampaknya.
Dalam acara St Petersburg International Economic Forum pada bulan lalu, saat seorang jurnalis memperlihatkan jus yang kemasannya polos, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kedaulatan dan kemerdekaan lebih penting bagi Rusia, bukan kesengsaraan kemasan.
Sumber: Reuters
Baca juga:Taman Pintar Yogyakarta Punya Wahana Baru, Proses Kemasan Susu UHT Jadi Genting
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.