Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Serikat Tuding Rusia Rekrut Tentara Anak-Anak dan Terlibat Perdagangan Manusia

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tentara Rusia. REUTERS
Ilustrasi tentara Rusia. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAmerika Serikat pada Selasa waktu setempat menempatkan Rusia dalam daftar negara-negara yang terlibat dalam kebijakan atau pola perdagangan manusia dan kerja paksa, serta merekrut anak-anak sebagai tentara.

Seperti dilansir Reuters Rabu 20 Juli 2022, Departemen Luar Negeri AS memasukkan daftar itu dalam laporan perdagangan manusia tahunan, yang untuk pertama kalinya berada di bawah mandat Kongres 2019 yaitu "Perdagangan Orang yang Disponsori Negara". 

Rusia sering muncul di seluruh laporan karena invasi ke Ukraina. Dokumen itu menyebutkan, invasi Rusia sebagai kerentanan terhadap perdagangan jutaan pengungsi Ukraina di negara-negara tempat mereka melarikan diri.

"Jutaan orang Ukraina harus meninggalkan rumah mereka, beberapa meninggalkan negara itu dan sebagian besar hanya membawa apa yang bisa mereka bawa. Itu membuat mereka sangat rentan terhadap eksploitasi," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Blinken mengatakan, saat ini terdapat hampir 25 juta korban perdagangan manusia di seluruh dunia. Laporan tersebut berisi daftar terpisah dari 12 negara yang mempekerjakan atau merekrut tentara anak, termasuk Rusia.

Dalam laporan itu, Rusia secara aktif terlibat dalam kerja paksa terhadap pekerja migran Korea Utara, termasuk dengan mengeluarkan visa kepada ribuan orang dalam upaya untuk menghindari resolusi PBB yang menuntut pemulangan mereka.

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa, setelah merebut sebagian wilayah Donbas di Ukraina timur pada 2014, separatis pimpinan Rusia menggunakan anak-anak untuk menjaga pos pemeriksaan, termasuk merekrut anak-anak sebagai pejuang dan berjaga di pos lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina tahun ini, laporan itu mengatakan, media menyoroti laporan baru yang tidak didukung oleh pasukan Rusia, yang menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia.

Laporan itu menyebutkan bahwa pasukan pimpinan Rusia telah memaksa ribuan orang Ukraina, termasuk anak-anak, melalui "kamp-kamp filtrasi," di mana dokumen mereka disita. Selain itu, mereka dipaksa untuk menerima paspor Rusia dan kemudian dibawa ke daerah-daerah terpencil di Rusia.

Selain Rusia, laporan AS juga mencantumkan China, Afghanistan, Burma atau Myanmar, Kuba, Iran, Korea Utara, dan lima negara lain yang mengusung kebijakan atau pola perdagangan manusia yang terdokumentasi. Termasuk kerja paksa di sektor-sektor yang berafiliasi dengan pemerintah, perbudakan di kamp-kamp pemerintah, atau mempekerjakan serta merekrut tentara anak. 

Baca juga: Amerika Serikat Minta G20 Tekan Rusia soal Ekspor Gandum Ukraina

SUMBER: REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 jam lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

7 jam lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/David  Swanson
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

8 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

9 jam lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

10 jam lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

11 jam lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

11 jam lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

12 jam lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.


Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

13 jam lalu

Seseorang memegang bendera Palestina saat demonstran berbaris menuntut gencatan senjata dan diakhirinya serangan Israel di Gaza, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 Maret 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel