TEMPO.CO, Jakarta - Di dalam tenda sirkus yang penuh sesak di lembah Loire Prancis tengah, Anastasiia Mazur menghibur penonton dengan atraksi senam ring menggantung di ketinggian. Ini adalah rombongan sirkus Ukraina yang menggelar tontonan di luar negeri sambil mengkampanyekan anti-invasi Rusia.
Mazur, 31 tahun, mengungsi dari tanah airnya beberapa minggu setelah Rusia menginvasi, salah satu dari hampir selusin pemain akrobat, badut, pemain sulap dan manusia karet yang mendapat tawaran perlindungan sutradara teater Prancis dan kesempatan untuk mengadakan pertunjukan sekaligus meningkatkan kesadaran akan perang.
"Saya di sini dan keluarga saya di Jerman," kata Mazur dalam sebuah wawancara di sela-sela latihan. "Perang tidak berhenti dan kami ingin lebih banyak orang mengetahuinya. Saya harap ini akan segera berakhir."
Rombongan yang baru terbentuk itu menyebut dirinya 'zirka!', yang berarti bintang dalam bahasa Ukraina. Beberapa meninggalkan orang yang dicintai di Ukraina, yang lain tiba dengan anak-anak mereka dan barang-barang yang dapat mereka bawa.
Pertunjukan tersebut merupakan show harapan dan kebebasan, kata penyelenggaranya. Dalam beberapa aksi, para pemain mengenakan seragam kamuflase ala militer dan mengenakan bendera nasional mereka.
"Pertunjukan ini tentang menceritakan apa yang sedang terjadi di Ukraina dengan cara yang ringan," kata sutradara panggung Gerard Fasoli. "Penonton dapat membuat versi cerita mereka sendiri dari apa yang kami berikan kepada mereka."
Vyacheslav Iroshnikov mengatakan dia menderita karena meninggalkan negaranya dalam menghadapi agresi Rusia. Pada akhirnya dia dan rekannya, sesama pemain sirkus, mengungsi bersama kedua anaknya.
"Setengah dari saya (adalah) seperti 'OK, Anda harus tinggal' dan setengah dari saya (berkata) 'Oke, Anda punya keluarga, Anda harus menyelamatkannya'."
Rusia menyerbu Ukraina sejak 24 Februari. Setelah memasuki bulan kelima, sejumlah wilayah Ukraina jatuh ke tangan Rusia, namun Kyiv bertekat melawan dengan sokongan peralatan perang dari Barat.
Reuters