TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin dimulai dari Amerika Serikat yang berubah sikap soal kemerdekaan Taiwan. AS tak lagi mendukung Taiwan agar merdeka dari China.
Top 3 dunia kedua adalah perang Rusia Ukraina diperkirakan bisa memakan waktu lama. Terakhir adalah pernyataan Presiden Ukraina Zelensky solah wilayahnya yang sebagian telah dikuasai Rusia. Berikut berita selengkapnya:
1. Ubah Sikap, Amerika Serikat Menyatakan Tidak Mendukung Kemerdekaan Taiwan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memperbarui lembar faktanya soal Taiwan. Amerika menyatakan posisi terbarunya untuk tidak mendukung kemerdekaan formal Taiwan yang diklaim oleh Cina.
Seperti dilansir Reuters Jumat 3 Juni 2022, Departemen Luar Negeri Amerika mengubah kata-kata di situs webnya di Taiwan pada bulan lalu.
Amerika menghapus dua kalimat soal tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan mengakui posisi Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Posisi itu memicu kemarahan Beijing.
Kata-kata yang menyebut 'Amerika tidak mendukung kemerdekaan Taiwan', kini sudah kembali. Perubahan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat resmi Taiwan pada hari ini. Diprediksi perubahan telah terjadi pada 28 Mei sesuai tanggal di bagian atas lembar fakta.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Ned Price juga menegaskan pada Mei bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. "Kami telah berulang kali memperjelas hal ini baik di depan umum maupun secara pribadi," katanya.
Taiwan sudah menjadi negara merdeka secara de facto, meskipun dengan pengakuan internasional yang sangat terbatas. Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taipei, tetapi merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata terpentingnya.
Nama resmi Taiwan tetap Republik Tiongkok, nama pemerintah yang melarikan diri ke pulau itu pada 1949 setelah kalah perang saudara dengan Partai Komunis yang mendirikan Republik Rakyat China.
Pemerintah China pada 2005 mengesahkan undang-undang yang memberi Beijing dasar hukum untuk tindakan militer jika menilai Taiwan telah memisahkan diri atau akan segera memisahkan diri.
Namun, Pemerintah Taiwan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka, dan sementara menginginkan perdamaian akan membela diri jika diserang.