TEMPO.CO, Jakarta - Dua tentara Rusia mengaku bersalah karena menembaki sebuah kota di timur Ukraina. Ini adalah kasus kedua untuk persidangan kejahatan perang, yang digelar di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai.
Kedua tentara Rusia itu, Alexander Bobikin dan Alexander Ivanov, saat ini ditahan di Ukraina dan disidangkan di distrik Kotelevska wilayah tengah Ukraina. Jaksa penuntut meminta agar Bobikin dan Ivanov dijatuhi hukuman 12 tahun penjara atas tuduhan melanggar undang-undang perang.
Pengacara terdakwa meminta keringanan hukuman. Sebab kedua tentara itu hanya mengikuti perintah dan sudah bertaubat.
Militer Rusia mencari sisa-sisa ranjau wilayah pabrik baja Azovstal saat konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 22 Mei 2022. Pasukan Rusia menyisir sejauh 50 kilometer untuk mencari ranjau dari garis pantai Laut Azov dekat pelabuhan Mariupol. REUTERS/Alexander Ermochenko
Dalam persidangan, Bobikin dan Ivanov, berdiri di sebuah kotak kaca. Keduanya diketahui bagian dari sebuah unit artileri, yang menembakkan sejumlah target di wilayah Kharkiv, Ukraina dari wilayah Belgorod, Rusia.
Jaksa menyebut tembakan yang dimuntahkan Bobikin dan Ivanov menghancurkan sebuah lembaga pendidikan di Kota Derhachi. Bobikin dan Ivanov, yang bertugas sebagai pengemudi artileri dan penembak, ditangkap setelah melintasi wilayah perbatasan Rusia – Ukraina dan terus melepaskan tembakan.
“Saya benar-benar merasa bersalah atas kejahatan yang dituduhkan pada saya. Kami melepaskan tembakan ke Ukraina dari Rusia,” kata Bobikin, di pengadilan, yang juga disiarkan secara langsung.
Sedangkan Ivanov meminta agar jangan divonis hukuman penjara maksimal. Dia menegaskan sudah bertaubat dan meminta agar hukumannya dikurangi. Vonis untuk kedua tentara Rusia ini diperkirakan akan diputuskan pada 31 Mei mendatang.
Sumber: abc.net.au
Baca juga: Orang Terkaya Ukraina Pemilik Pabrik Baja Mariupol Tuntut Rusia Rp292 T
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.