TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menyebut Uni Eropa sudah gagal dalam menemukan cara untuk memitigasi kerusakan akibat larangan suplai minyak dari Rusia. Rusia dijatuhi sanksi karena kampanye militernya di Ukraina.
"Brussels tidak punya proposal untuk sebuah solusi, yang bisa mengatasi dampak atas potensi embargo minyak Rusia, yang seperti bom atom dan bisa berdampak pada perekonomian Hongaria," kata Szijjarto, Rabu, 11 Mei 2022.
Sebuah kompleks hotel dihancurkan oleh rudal Rusia selama invasi Rusia ke Ukraina di Odesa, Ukraina, 8 Mei 2022. REUTERS/Igor Tkachenko/File Photo
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Komisi Eropa menyorongkan proposal untuk menghentikan impor minyak dari Moskow mulai akhir tahun ini. Budapest menolak gagasan ini karena Hongaria bergantung pada energi Rusia.
Szijjarto pada Senin, 9 Mei 2022, mengatakan pada parlemen Hongaria bahwa proposal soal penjatuhan sanksi - sanksi telah menjadi sangat problematik bagi Hongaria. Otoritas Hongaria berulang kali mengingatkan agar Budapest menggunakan kekuatan veto mereka untuk memblokade embargo minyak.
Hongaria mendapat 65 persen minyak melalui jalur pipa Druzhba dari Rusia. Menurut Szijjarto, Hongaria mau mendukung larangan lalu-lintas pengiriman barang-barang lewat laut, namun tidak pengiriman minyak lewat jalur pipa.
Sebelumnya majalah Politico melaporkan pada Selasa, 10 Mei 2022, kalau Brussels sedang mempertimbangkan proposal mekanisme kompensasi keuangan di bawah skema REPowerEU. Skema itu dirancang untuk memitigasi kerusakan dari dihentikannya energi Rusia.
"Semakin banyak kita bisa menolong Hongaria dengan REPowerEU, maka semakin cepat mereka bisa meninggalkan minyak Rusia," kata sumber pejabat tinggi di Uni Eropa.
Komisi Eropa juga dilaporkan setuju untuk mengizinkan Hongaria dan Slovakia sampai akhir 2024 mengimpor minyak Rusia. Sedangkan Republik Chezh boleh sampai akhir Juni 2024, baru memutus impor minyak Rusia.
Sumber : RT.com