Cobaan yang bertubi mengantar Dunant pergi dari kota kelahirannya dan tidak kembali. Saat berada di luar Jenewa, Moynier yang juga berperan penting untuk mengeluarkannya dari Komite juga masih ‘mendorong’ bantuan pada Dunant. Medali emas Sciences Morales yang awalnya hendak diberikan Dunant secara pribadi menjadi diberikan bersama Moynier dan Dufour sehingga uangnya menjadi milik Komite.
Dalam melunasi utangnya, Dunant dibantu oleh Napoleon III untuk melunasi separuh dari uutangnya, asalkan teman-teman Dunant menjamin pelunasan yang separuh lagi. Namun digagalkan oleh usaha Moynier.
Setelah itu Dunant pindah ke Paris dan hidup dalam keterbatasan. Meski begitu, saat perang Prancis-Prusia (1870-1871), ia tidak berhenti berbuat baik dengan membangun Perhimpunan Bantuan Kemanusiaan Bersama ''Allgemeine Fürsorgegesellschaft'' dan Aliansi Bersama kepada Ketertiban dan Peradaban ''Allgemeine Allianz für Ordnung und Zivilisation'’.
Peran Dunant dan usahanya mewujudkan gagasan kemanusiaannya semakin melupakan keuangan pribadinya dan semakin terlilit serta kenalannya ikut menjauhi. Jabatannya sebagai anggota kehormatan Palang Merah di berbagai negara juga tidak membantu bahkan ia hampir terlupakan dalam sejarah terbentuknya Gerakan Palang Merah.
Dibantu Pelbagai Pihak Termasuk Janda Tsar Rusia
Pada tahun 1874-1886 Dunant hidup berpindah -pindah dalam gelutan kemiskinan, Stuttgart, Roma, Korfu, Basel, dan Karlsruhe. Saat berpindah-pindah tempat, Dunant mendapat bantuan dari beberapa teman dan mulai bangkit. Kebangkitannya dimulai saat artikel tentang dirinya mengenai pendirian Palang Merah “Henri Dunant, the founder of the Red Cross” muncul di majalah Jerman dan diproduksi ulang oleh banyak media di Eropa.
Bantuan berdatangan, mulai dari Hadiah Binet-Fendt Swiss, sebuah surat dari Paus Leo XIII, janda Tsar Rusia Maria Feodorovna, dan donasi lain dari berbagai pihak membantu pemulihan situasi keuangan Dunant.
Pada 1897, Rudolf Muller mengubah buku resmi mengenai Palang Merah dan menekankan peran Dunant. Setelah itu, Dunant mulai menulis banyak artikel dan menjadi koresponden dengan Bertha von Suttner mengenai hak-hak kaum perempuan.
Pada tahun 1897, Dunant memberi fasilitas pendirian Green Cross, yaitu organisasi perempuan yang aktif di Brussel meski hanya berumur singkat. Akhirnya, di tahun 1901 Dunant mendapat Nobel Perdamaian atas perannya membangun Gerakan Palang Merah Internasional.
TATA FERLIANA
Baca juga : Bantuan untuk Tonga Mulai Berdatangan