TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kepulauan Virgin Inggris Andrew Fahie ditangkap di Miami, Amerika Serikat, pada Kamis, 28 April 2022, atas dugaan pencucian uang dan konspirasi untuk mengimpor kokain.
Kepulauan Virgin Inggris atau British Virgin Islands adalah sebuah teritorial Inggris yang ada di Kepulauan Karabia.
Tertangkapnya Fahie diungkap oleh laporan Administrasi Penegakan Narkoba Amerika Serikat (DEA). Menurut pengaduan DEA tersebut, Fahie ditangkap di bandara Miami bersama direktur pelaksana Otoritas Pelabuhan wilayah luar negeri Inggris setelah adanya kesaksian matang dari seorang informan rahasia.
DEA mengatakan, Fahie mengizinkan informan yang menyamar sebagai anggota kartel narkoba Sinaloa Meksiko menggunakan pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris untuk mengirim kokain dengan imbalan USD 500 ribu (Rp 7,2 miliar).
Penangkapan Fahie pertama kali diungkapkan oleh Gubernur Kepulauan Virgin Inggris John Rankin.
"Saya menyadari ini akan menjadi berita mengejutkan bagi orang-orang di Territory. Dan saya akan meminta ketenangan saat ini," kata Rankin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Jumat, 29 April 2022.
Fahie tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Begitu pula pejabat dari Otoritas Pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris.
Administrator DEA Anne Milgram mengatakan, penangkapan Fahie mengirimkan pesan yang jelas bahwa siapa pun yang terlibat dengan membawa obat-obatan berbahaya ke Amerika Serikat akan dimintai pertanggungjawaban. Terlepas dari apa pun posisi mereka.
Pengaduan DEA menunjukkan bahwa penyelidikan, berdasarkan pengamatan dan rekaman dari informan rahasia, dimulai pada Oktober 2021 lalu.
Berdasarkan pengaduan, informan mengklaim dalam pertemuan dengan Fahie bahwa Direktur Pelaksana pelabuhan BVI Oleanvine Maynard dan putranya, Kadeem Maynard, sebagai anggota kartel yang ingin memindahkan ribuan kilogram kokain dari Kolombia melalui pulau Tortola, lalu ke Puerto Riko dan selanjutnya diekspor ke New York dan Miami, Amerika Serikat.
"Fahie setuju mengizinkan sumber rahasia menggunakan pelabuhan untuk mengirimkan kokainnya," demikian bunyi laporan DEA. Disebutkan pula, Fahie meminta pembayaran dimuka sebesar USD 500 ribu sebagai imbalannya.
Laporan DEA juga menyebut, Perdana Menteri Fahie juga meminta bantuan untuk membayar utang USD 83 ribu (Rp 1,1 miliar) kepada seorang laki-laki di Senegal yang telah "memperbaiki" beberapa masalah politik untuknya.
Fahie ditangkap di Miami setelah secara terpisah ditemukan tas belanja di pesawat pribadinya, yang berisi fulus USD 700 ribu (Rp 10 miliar) untuknya dan Oleanvine Maynard.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia terkejut dengan tuduhan itu. Penangkapan Fahie, katanya, menunjukkan pentingnya Komisi Penyelidikan baru-baru ini menyimpulkan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan jabatan di pulau-pulau. Laporan komisi belum dipublikasikan.
Wakil Perdana Menteri Kepulauan Virgin Inggris Natalio Wheatley akan menjadi pelaksana tugas sebagai perdana menteri dengan batas waktu yang belum ditentukan. Kantor perdana menteri Kepulauan Virgin Inggris belum mau menanggapi perihal ini lebih lanjut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Luthfi Kagok Jawab Soal British Virgin Island
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.