Sosok berjanggut dengan tatapan intens itu berbicara kepada Reuters lewar Zoom. Dia mengatakan tidak bisa menyalakan kamera pada panggilan untuk menunjukkan tempat tinggalnya jika itu memberikan informasi intelijen kepada Rusia.
Dia menuduh Rusia secara tidak jujur mendesak warga sipil di sana mengungsi sambil terus menembaki daerah itu. Dia meminta organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Palang Merah untuk bertindak sebagai penjamin agar warga sipil segera diungsikan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berada di Ukraina dan diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky pada hari Kamis setelah bertemu dengan Putin pada hari Selasa.
Begitu warga sipil keluar, kata Palamar, yang terluka dan yang tewas harus dibawa kembali ke Ukraina dan jalur aman diamankan untuk pasukan Ukraina di sana.
Ditawan bukanlah pilihan, katanya.
"Mereka akan dibunuh di tahanan, mereka akan dilumpuhkan, dan itulah mengapa kami mengusulkan agar ada pihak ketiga yang selama negosiasi dapat menjamin mereka keluar dari Azovstal,"
Dia menyebut Turki atau Israel sebagai kemungkinan pihak ketiga.
Pasukan Ukraina termasuk Resimen Azov, penjaga nasional, brigade lain, marinir, pasukan keamanan laut, penjaga perbatasan dan polisi.
Para pejuang Azov di pabrik baja termasuk warga Rusia, Bulgaria, Tatar Krimea, Yunani, Yahudi, Katolik dan lain-lain, katanya.
Dia mengatakan pesan utamanya kepada dunia adalah untuk menyadari ancaman dari Rusia dan berhenti bersikap lunak terhadap Moskow.
"Saya harap dunia sekarang menyadari kesalahannya... Segala sesuatu yang dilakukan tentara kami di sini - tidak hanya di Mariupol, tetapi di wilayah Ukraina - kami yakin kami tidak hanya menyelamatkan Ukraina, tetapi juga Polandia, Lituania, Latvia, Estonia, Moldova dan Georgia," katanya.
Reuters