TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa fase baru dari operasi khusus di Ukraina telah dimulai. Pernyataan ini seriring pertempuran berkecamuk di wilayah Donbas dan para pejabat Rusia mendesak warga sipil untuk melarikan diri.
“Rusia tidak punya pilihan lain selain memulai operasi, karena pasukan Ukraina telah mengintensifkan serangan di Donbass,” kata Lavrov dalam wawancaranya dengan penyiar India Today seperti dilansir Aljazeera Rabu 20 April 2022.
Pihaknya mendorong evakuasi massal warga sipil dari wilayah tersebut dan memaksa Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk untuk meminta bantuan Moskow. Sekali lagi, Sergey Lavrov menyatakan bahwa pasukan Rusia hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina.
Lavrov juga mengatakan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk mendesak perubahan rezim di Kiev. "Kami tidak siap untuk perubahan rezim di Ukraina,"
Dia juga mengatakan bahwa Moskow hanya mempertimbangkan opsi untuk menggunakan senjata konvensional, dan bukan nuklir, selama operasi militer pada tahap ini.”Dengan senjata nuklir, tidak ada yang jadi pemenang.”
Sergey Lavrov juga menyebutkan bahwa Rusia telah mengubah posisi pasukannya di Ukraina setelah pembicaraan Istanbul sebagai isyarat niat baik dan komitmen untuk perdamaian. Tapi ini tidak dihormati dengan baik oleh Kiev, karena pihak berwenang Ukraina segera melakukan provokasi di Bucha dalam upaya untuk memfitnah Rusia.
Baca juga: Retno Marsudi dan Sergei Lavrov Bahas Kunjungan Presiden Putin ke Indonesia
SUMBER: ALJAZEERA