TEMPO.CO, Lublin - Menyeberang perbatasan memang tak selalu mudah. Lebih-lebih masuk ke negara yang dilanda perang seperti Ukraina. Wartawan Tempo, Raymundus Rikang, menceritakan bagaimana perjuangannya masuk Ukraina melakukan liputan untuk Anda.
Saya naik bus tujuan Lviv bertarif 20 euro atau sekitar Rp 300 ribu dari Terminal Barat Warsawa di Polandia pada Jumat, 8 April 2022. Perjalanan tampaknya lempang sebelum bus yang saya tumpangi merapat di gerbang perbatasan Hrebenne, desa kecil di Provinsi Lublin, sisi tenggara Warsawa.
Semua penumpang diminta turun, lalu masuk ke sebuah ruangan. Ada dua petugas yang menunggu di sebuah kubikel kaca—seorang laki-laki dan perempuan.
Sebagaimana berhadapan dengan petugas imigrasi di bandara, penumpang ditanya mengenai tujuan pergi ke Ukraina dan durasi tinggal di sana.
Dua penumpang bus tak lolos pemeriksaan. Petugas menggelandang mereka masuk ke gedung lain yang berjarak sekitar 50 meter dari pos pemeriksaan. Keduanya laki-laki. Petugas memerintahkan mereka mengemasi bagasi di bus.
Hingga seluruh pengecekan paspor selesai, dua laki-laki itu tak kunjung keluar dari kantor imigrasi. Jadilah kami menunggu di dalam bus.
Setelah hampir dua jam, seorang penumpang akhirnya keluar bersama kernet bus. Seorang pria lainnya tak kembali dan akhirnya ditinggal rombongan bus. “Akhirnya kita bisa jalan lagi,” kata Alex, dokter berpaspor Amerika Serikat.
Berjalan semenit, bus tiba di gerbang perbatasan yang masuk teritorial Ukraina. Seorang prajurit Ukraina mengumpulkan paspor semua penumpang.
Saat melihat paspor saya, prajurit ini menginterogasi tujuan kedatangan saya ke Ukraina. Ia menanyakan apakah saya ikut rombongan dan akan menempel bersama grup militer selama liputan. Sejam lamanya kami menunggu pemeriksaan paspor di pintu masuk Ukraina.
Kristina, salah satu penumpang bus asal Ternopil—kota di barat daya Kyiv, mengatakan pemeriksaan di perbatasan agak lama bila pergi bersama rombongan dengan bus.
Kristina sudah tiga pekan mengungsi ke Warsawa. Ia tinggal di sebuah flat milik kawannya. Ia pulang ke Ternopil untuk menemui suami dan keluarga yang masih tinggal di sana. Ia sedang mengandung anak. “Saya akan melahirkan pada bulan Mei di Ternopil,” ujarnya.
Baca juga Laporan Tempo dari Polandia: Relawan di Polandia Bantu Pengungsi Ukraina
RAYMUNDUS RIKANG (LUBLIN)
"Jurnalis Tempo Raymundus Rikang melaporkan konflik Rusia - Ukraina secara langsung dari Ukraina. Simak laporan-laporan terkini eksklusif hanya di Tempo, klik https://bit.ly/TempoDariUkraina"