TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin pada Kamis, 17 Maret 2022, mengumumkan kebijakan baru yang ditujukan untuk mendorong industri farmasi Rusia. Kebijakan itu diharapkan bisa mengamankan suplai obat-obatan secara domestik di tengah sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia.
Sejauh ini, sanksi belum menargetkan industri farmasi Rusia secara langsung. Banyak pula manufaktur obat-obatan dari luar negeri yang meyakinkan mereka akan tetap mensuplai obat ke Negeri Beruang Merah itu. Kendati begitu, masih ada waswas kalau sanksi lalu-lintas pengiriman (distribusi) dan ekonomi Rusia bisa berdampak pada suplai obat-obatan di Rusia.
ilustrasi obat (pixabay.com)
Menurut Sobyanin, kawasan industri obat-obatan yang ada di Moskow adalah yang terbesar di Rusia. Dalam sebuah rapat dengan perwakilan dari Big Pharma, otoritas di Moskow mengumumkan mereka akan mengambil sejumlah tindakan untuk mendorong perkembangan industri farmasi di Rusia.
“Diantara kebijakan yang diberlakukan adalah memberikan subsidi pada pembelian alat-alat industri farmasi, teknologi dan pinjaman di sektor ini akan diprioritaskan. Ada sebuah program yang tidak bisa dipublikasikan, sudah diberlakukan. Kami menjamin bisnis ini, kami bernegosiasi dengan para supplier sehingga mereka membuat produk substitusi di Moskow,” kata Wali Kota Sobyanin.
Sobyanin menambahkan Pemerintah daerah Moskow akan mendorong perkembangan perusahaan – perusahaan baru bidang farmasi dengan cara menawarkan pengurangan biaya sewa lahan. Dia juga akan meningkatkan volume Industrial Development Support Fund menjadi 10 miliar rubel (Rp 1,3 triliun).
Sumber: RT.com
Baca juga: Mentan Tinjau Kesiapan Suplai Pupuk di PIM Aceh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.