TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, memperingatkan, dunia harus bertindak untuk mencegah kehancuran sistem pangan global, dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Guterres mengatakan, perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan pangan global. "Perang ini jauh melampaui Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap orang dan negara paling rentan di dunia," kata Guterres seperti dikutip dari France24, Selasa, 15 Maret 2022.
Bagaimana kemungkinan krisis pangan dampak invasi Rusia ke Ukraina?
- Impor gandum
Guterres menjelaskan, sebelum perang, negara-negara berkembang berjuang pulih dari pandemi. Berbagai masalah itu seperti rekor inflasi, kenaikan suku bunga, dan beban utang yang menjulang.
Menurut data, 45 negara kurang berkembang di dunia mengimpor setidaknya sepertiga gandum dari Ukraina atau Rusia. Negara-negara yang dimaksud, termasuk Burkina Faso, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.
- Indeks harga pangan global PBB di level tertinggi
Guterres memperingatkan bahwa indeks harga pangan global PBB berada di level tertinggi yang pernah ada. Itu bisa disebabkan karena Ukraina menjadi negara penyedia lebih dari setengah pasokan gandum Program Pangan Dunia.
Tidak terkecuali Indonesia yang bergantung impor gandum dari Ukraina. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik atau BPS pada 2020, Jakarta mendatangkan 2,9 juta ton gandum dari Ukraina, atau 28 persen dari kebutuhan nasional.
- Kenaikan harga pangan
Mengutip The Guardian, ekonom di Food and Agriculture Organization, Maximo Torero mengatakan, ketakutan terbesar jika konflik berlanjut akan terjadi kenaikan harga pangan secara signifikan. Ukraina dan Rusia termasuk eksportir pangan. Perang mengancam pasokan bahan gandum, jagung dan minyak bunga matahari.
- Lonjakan harga pupuk mempengaruhi petani
Mengutip Reuters, miliarder Rusia Andrey Melnichenko mengatakan, perang berdampak kenaikan harga pupuk yang cepat, maka banyak petani tak lagi mampu membeli nutrisi tanah.
Menanggapi krisis itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, harga pangan akan naik secara global. Itu karena melonjaknya harga pupuk, jika Barat membuat masalah ekspor yang menyumbang 13 persen dari produksi dunia.
Rusia termasuk produsen utama kalium, fosfat dan nitrogen untuk pupuk nutrisi tanaman. EuroChem salah satu dari lima perusahaan pupuk top dunia.
WILDA HASANAH
Baca: PBB Ingatkan Krisis Pangan Dampak Perang Rusia-Ukraina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.