Lee, setelah bertemu dengan pria dan wanita muda, mengusulkan untuk mengizinkan asuransi kesehatan publik semacam BPJS di sini, menanggung perawatan rambut rontok.
Di negara yang terobsesi dengan penampilan di mana operasi plastik adalah hal biasa, banyak pria muda percaya kebotakan dapat membahayakan karir dan prospek pernikahan, padahal perawatannya mahal.
Klip video berdurasi 15 detik di mana Lee melakukan spoof iklan rambut rontok memicu reaksi eksplosif di media sosial termasuk kritik bahwa ia mendorong agenda populis.
Dia merayu pemilih yang lebih muda pada bulan Januari dengan menyerukan untuk melegalkan ndustri tato, yang beroperasi di bawah tanah karena hukum Korea Selatan hanya mengizinkan dokter untuk melakukan prosedur tersebut.
Lee secara khusus menargetkan orang-orang muda, yang bergabung dengan nyala lilin menjelang pemakzulan 2017 dan penggulingan presiden konservatif Park Geun-hye.
Lee Jung-in, 19 tahun, seorang pengunjuk rasa cahaya lilin yang sekarang mengepalai kelompok yang terdiri dari sekitar 30 juru kampanye pemuda untuk kandidat Lee, mengarahkan gerakan yang berhasil untuk menurunkan usia pemilih Korea Selatan satu tahun menjadi 18 pada tahun 2019.
"Sangat jarang remaja memiliki kesempatan untuk berbicara di rapat umum selama pemilihan presiden, dan partai politik umumnya tidak pandai merangkul kaum muda," kata Lee.
"Kami bertujuan untuk membujuk pemilih muda lainnya untuk bergabung dengan kami, yang saya yakini akan membawa perubahan besar dalam mendemokratisasi politik negara."