TEMPO.CO, New York -Jarang diketahui setiap tanggal 6 Maret diperingati sebagai “Hari Pengangguran Internasional”. Momen penting untuk dikenang ini, pertama dicetuskan oleh Komite Eksekutif Komunis Internasional (ECCI) di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia).
Ini dilatarbelakangi aksi protes pengikut Partai Komunis Internasional di seluruh dunia terhadap krisis ekonomi kapitalis.
Momen aksi protes massal itu terjadi tepat hari ini 92 tahun lalu, 6 Maret 1930. Kala itu, ribuan massa aksi berkumpul di depan Gedung Putih untuk berdemonstrasi menentang situasi krisis ekonomi yang menyebabkan naiknya angka pengangguran. Situasi ini disebut sebagai masa “Depresi Besar (The Great Depression)” yang melanda Amerika Serikat (AS) saat dipimpin Presiden Herbert Hoover.
Melansir The Free Press Journal, selama tahun 1930 perekonomian Paman Sam mengalami krisis hebat setelah jatuhnya pasar saham. Michael Bernstein dalam esainya “The Unique Economic Policy Environment of Interwar and Postwar America (2009)” menuliskan, kolapsnya pasar saham tersebut berimbas pada turunnya daya beli, investasi, perpecahan sektor industri, hingga pengangguran.
Tak heran, pengangguran menjadi fenomena massal dan sejumlah layanan sosial bagi para buruh tidak diberikan secara adil. Dilansir dari salah satu artikel yang diterbitkan di Library of Economics and Liberty, jumlah angka pengangguran saat peristiwa Depresi Besar 1930 tersebut mencapai empat juta jiwa.
Bahkan, angka itu terus naik di tahun berikutnya, hingga menjalar ke beberapa negara yang bekerja sama dengan AS, khususnya Eropa.
Atas dasar kondisi itulah ECCI yang berkantor di Moskow membuat ide untuk melayangkan aksi protes berupa demonstrasi dan pawai di sejumlah titik negara yang terdampak krisis.
Selanjutnya : Presidium ECCI, Dmitry Manuilsky segera...