TEMPO.CO, Jakarta - Jerman memutuskan menangguhkan rencana membuka pipa Nord Stream 2 yang membawa gas dari Moskow ke Berlin. Kebijakan ini adalah paket sanksi yang dikenakan pada Rusia, setelah Negara Beruang Merah itu mengerahkan tentaranya ke Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Selasa pagi, 22 Februari 2022, mengatakan bahwa Nord Stream 2 tidak akan disertifikasi. Scholz menambahkan jika dia telah menginstruksikan agar dilakukan penilaian ulang pengelolaan pasokan energi bagi Jerman.
"Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan agar tidak ada sertifikasi pipa. Tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi," kata Scholz seperti dilansir dari CNA pada Rabu 23 Februari 2022.
Proyek Pipanisasi Nord Stream 2 menghubungkan pasokan gas di Rusia ke pembeli di Jerman. Reuters
Seperti diwartakan Inews, Scholz menyebut Jerman telah memerintahkan penarikan dokumen kunci yang diperlukan untuk sertifikasi pipa dari Rusia.
Keputusan Jerman untuk menunda proyek pipa ini akan memiliki konsekuensi besar bagi pasokan gas Eropa di masa depan. Akan tetapi, ini berarti sebuah kelegaan bagi negara-negara barat termasuk Inggris dan Amerika Serikat, yang selalu menentang rencana tersebut.
Pipa
Nord stream 2 yang memiliki panjang 1.200 km ini, berlokasi di bawah Laut Baltik. Pipa itu direncanakan untuk mengalirkan gas dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke Lubmin di Jerman. Proyek ini rampung pada September lalu, namun sejauh ini, pipa itu belum beroperasi.
Proyek yang bernilai 10 miliar euro (setara Rp 162, 5 triliun) telah disusun sebagai upaya mengatasi kekurangan gas dan melonjaknya biaya energi di seluruh Eropa. BUMN Rusia bidang energi, Gazprom, menanggung setengah dari biaya Nord Stream 2, dengan perusahaan energi asal Barat seperti Shell dan ENGIE dari Prancis membayar sisanya.
Pipa ini diharapkan bisa membawa cukup gas alam dari Rusia, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga di Eropa.
Bersama dengan jalur pipa Nord Stream yang ada, yang berjalan paralel dengan Nord Stream 2, saluran-saluran tersebut ditetapkan untuk mengirimkan lebih dari seperempat dari semua gas yang digunakan setiap tahun oleh negara-negara anggota Uni Eropa. Jerman, di sisi lain, adalah konsumen terbesar gas
Rusia, menyumbang sekitar 30 persen dari pasokan negara itu.
Sumber: Inews, CNA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.