TEMPO.CO, Jakarta - Hotel dan restoran di kota-kota besar Cina bersiap untuk menyambut kedatangan tamu selama Imlek karena pembatasan akibat Covid-19 membuat banyak orang tidak bisa mudik sehingga merayakan Tahun Baru dengan cara lain.
Liburan selama seminggu, yang dimulai pada Senin, 31 Januari 2022, adalah periode perjalanan puncak di Cina dengan jutaan orang pulang dari kota tempat mereka bekerja untuk merayakan Imlek bersama keluarga.
Tetapi pemerintah menyarankan orang tidak pergi ke mana pun karena serentetan kluster Covid-19 baru, dengan beberapa pihak berwenang membuat orang yang tiba di kota asal mereka dikarantina.
Pihak berwenang memperkirakan, berdasarkan angka dari 36 kota, 48 juta orang melakukan perjalanan selama perayaan Imlek tahun lalu.
Kali ini mereka tidak keluar kota, sehingga banyak restoran di kota-kota besar, yang biasanya tutup pada hari libur karena semua staf mereka pulang, tetap buka.
Hotel mengalami peningkatan pemesanan, kata agen perjalanan dan perusahaan hotel, terutama dari pelanggan yang ingin memanjakan diri mereka dengan sedikit kemewahan.
"Semakin mahal kamarnya, semakin laris" kata mesin pencari perjalanan Qunar.com, menambahkan bahwa mereka telah melihat pemesanan hotel untuk periode Tahun Baru Imlek tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.
Pesanan di InterContinental Hotels Group juga meningkat di seluruh Cina dibandingkan dengan liburan tahun lalu, kata Chief Operating Officer Cina Raya Jerome Qiu kepada Reuters.
"Hari ketiga dan keempat masa liburan biasanya merupakan permintaan puncak," kata Qiu. "Berdasarkan pola saat ini, kinerja kuat tahun ini dapat mencakup periode yang lebih lama mulai dari Malam Tahun Baru."
Berikutnya: Warga belanjakan triliunan rupiah selama Imlek