TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi Pfizer Inc (PFE.N) dan BioNTech SE menyatakan telah memulai uji klinis untuk menguji versi baru vaksin yang khusus dirancang untuk memerangi varian Omicron Covid-19. Varian ini disebut mampu menghindari vaksin sebelumnya yang telah beredar.
Pfizer akan menguji respon imun para sukarelawan yang dihasilkan oleh vaksin berbasis Omicron baik sebagai rejimen tiga suntikan pada orang yang tidak divaksinasi dan sebagai suntikan booster untuk orang yang telah menerima dua dosis vaksin. Perusahaan juga akan menguji dosis keempat vaksin Omicron pada orang yang menerima dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech 3-6 bulan sebelumnya.
Pfizer dan BioNTech akan mempelajari keamanan serta tolerabilitas suntikan vaksin terhadap lebih dari 1.400 orang yang akan terdaftar dalam uji coba. "Penelitian sementara saat ini dan data di dunia nyata menunjukkan bahwa booster memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap dengan Omicron. Kami menyadari perlunya bersiap jika perlindungan ini berkurang seiring waktu dan berpotensi membantu mengatasi Omicron dan varian baru di masa depan," kata kepala penelitian dan pengembangan vaksin Pfizer, Kathrin Jansen, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Selasa, 25 Januari 2022.
Menurut BioNTech, peluncuran vaksin khusus Omicron ini bergantung pada jumlah data uji klinis yang diperlukan oleh regulator. Mereka memperkirakan vaksin Omicron baru bisa diluncurkan pada Maret mendatang.
Dua dosis vaksin Pfizer, menurut perusahaan, kemungkinan tidak cukup untuk melindungi infeksi akibat Omicron. Meski demikian perlindungan terhadap rawat inap dan kematian mungkin berkurang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC mengatakan dosis ketiga vaksin mRNA seperti vaksin Pfizer/BioNTech telah memberikan perlindungan 90 persen terhadap rawat inap karena COVID-19.
Penasihat Medis Utama Gedung Putih Anthony Fauci mengatakan bahwa vaksin khusus Omicron bisa saja diluncurkan. Namun Amerika Serikat belum membutuhkannya saat ini. "Kami mungkin tidak membutuhkannya, tetapi saya pikir bijaksana untuk mempersiapkan kemungkinan bahwa varian in imungkin persisten," ujarnya.
Baca: Studi Jepang: Omicron Dapat Bertahan Lebih Lama di Plastik dan Kulit
REUTERS