TEMPO.CO, Jakarta - Semua rumah di sebuah pulau kecil terluar Tonga rata tanah akibat letusan gunung berapi besar dan tsunami, dengan tiga orang dipastikan tewas, kata pemerintah pada Selasa, 18 Januari 2022, dalam pembaruan kabar pertama sejak bencana melanda.
Dengan komunikasi yang sangat terhambat oleh putusnya kabel bawah laut, informasi tentang skala kehancuran setelah letusan hari Sabtu sejauh ini sebagian besar berasal dari pesawat pengintai.
Namun kantor Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seluruh rumah di Pulau Mangga, tempat tinggal sekitar 50 orang, telah hancur, hanya dua rumah yang tersisa di Fonoifua, sedangkan Pulau Namuka mengalami kerusakan parah.
Wakil kepala misi Tonga di Australia, Curtis Tu'ihalangingie, sebelumnya mengatakan gambar yang diambil oleh Angkatan Bersenjata Selandia Baru (NZDF) menunjukkan pemandangan "mengkhawatirkan" dari sebuah desa hancur di Mangga dan bangunan rata tanah di Pulau Atata, yang lebih dekat dengan gunung berapi. .
"Orang-orang panik, orang-orang lari dan terluka. Kemungkinan akan ada lebih banyak kematian dan kami hanya berdoa agar tidak terjadi," kata Tu'ihalaningie kepada Reuters.
Kantor Sovaleni mengatakan seorang wanita berusia 65 tahun di Pulau Mangga dan seorang pria berusia 49 tahun di Pulau Nomuka tewas, selain warga negara Inggris yang mayatnya ditemukan pada hari Senin. Sejumlah cedera juga dilaporkan.
Gelombang tsunami mencapai hingga 15 meter menghantam Kepulauan Ha'apia, tempat Mangga berada, dan pantai barat pulau utama Tonga, Tongatapu, kata kantor perdana menteri. Penduduk dipindahkan ke pusat-pusat evakuasi karena 56 rumah hancur atau rusak parah di pantai itu.
Atata dan Mango berada antara 50 dan 70 km dari gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, yang mengirimkan gelombang tsunami melintasi Samudra Pasifik ketika meletus dengan ledakan yang terdengar sejauh 2.300 km di Selandia Baru.
Gambar satelit dari hari Minggu menunjukkan kaldera Hunga Tonga-Hunga Ha'apai telah runtuh dan pulau itu telah kehilangan sebagian besar luas permukaan awalnya, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Operasi pencarian dan penyelamatan dimulai pada hari Minggu untuk pulau Atata, yang berpenduduk sekitar 100 orang, dengan evakuasi sedang berlangsung.
“Tantangan transportasi laut dan udara tetap ada karena kerusakan dermaga dan abu yang menutupi landasan pacu,” kata kantor PM.
Lapisan abu tebal menyelimuti pulau-pulau itu, menurut gambar udara yang diambil dari pesawat Selandia Baru dan Australia.
Ilmuwan mengatakan letusan itu bisa berdampak jangka panjang pada terumbu karang, garis pantai dan perikanan di wilayah yang lebih luas, serta menyebabkan hujan asam.
REUTERS