TEMPO.CO, Jakarta - Rusia bereaksi keras atas pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Kazakhstan mungkin akan mengalami kesulitan mengeluarkan pasukan Rusia yang mereka undang untuk meredam kerusuhan dalam unjuk rasa menentang kenaikan BBM.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut pernyataan Blinken "sudah biasa ofensif" dan menuduhnya bercanda tentang peristiwa tragis di Kazakhstan. Moskow balik menyindir Washington agar menganalisis rekam jejak intervensinya di negara-negara seperti Vietnam dan Irak.
"Jika Antony Blinken sangat menyukai pelajaran sejarah, maka dia harus mempertimbangkan hal-hal berikut: ketika orang Amerika berada di rumah Anda, akan sulit untuk tetap hidup dan tidak dirampok atau diperkosa," kata kementerian itu di saluran media sosial Telegram, Sabtu, 8 Januari 2022.
"Kami diajari ini tidak hanya oleh kejadian baru-baru ini tetapi oleh semua 300 tahun kenegaraan Amerika."
Blinken pada hari Jumat mempertanyakan alasan Rusia mengirim pasukan ke Kazakhstan setelah berhari-hari kerusuhan di negara Asia Tengah itu.
“Satu pelajaran dari sejarah baru-baru ini adalah bahwa begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi,” kata Blinken.
Rusia mengatakan pengiriman pasukan di Kazakhstan adalah tanggapan yang sah atas permintaan Kazakhstan untuk dukungan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, aliansi negara-negara bekas Soviet yang mencakup Rusia.
Pengiriman pasukan dilakukan pada saat hubungan Moskow dengan Washington dalam tensi tinggi ketika kedua negara bersiap untuk pembicaraan mengenai krisis Ukraina mulai Senin besok.
Moskow telah mengerahkan sejumlah besar pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina, tetapi menolak kecurigaan Barat bahwa mereka berencana untuk menyerang.
REUTERS