TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 10.000 tentara Rusia telah kembali ke pangkalan permanen setelah latihan militer selama sebulan di dekat Ukraina. Menurut kantor berita Interfax yang mengutip militer Rusia, latihan itu diadakan di beberapa wilayah dekat Ukraina, termasuk di Krimea, Rostov dan Kuban di Rusia Selatan. Wilayah Krimea dianeksasi oleh Rusia pada 2014.
Pengerahan puluhan ribu tentara Rusia ke utara, timur dan selatan Ukraina telah memicu kekhawatiran di Kyiv. Ukraina khawatir Moskow sedang merencanakan serangan.
Rusia menyangkal rencana penyerangan tersebut. Rusia mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan janji dari negara-negara Barat, termasuk NATO untuk tidak memperluas aliansi ke arah timur menuju perbatasan Rusia. Moskow juga mengatakan bahwa mereka dapat mengerahkan pasukannya di wilayah Rusia sesuai keinginan.
Jumlah pasukan Rusia yang baru-baru ini dipindahkan lebih dekat ke Ukraina bervariasi dari 60.000 hingga 90.000. Dalam satu dokumen intelijen AS menunjukkan bahwa jumlah itu bisa meningkat hingga 175.000 orang.
Dokumen intelijen, yang diperoleh The Washington Post, termasuk foto satelit dari penumpukan militer.
Laporan penarikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina datang lebih dari dua minggu setelah Presiden Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon selama lebih dari dua jam. Selama percakapan itu, Gedung Putih mengatakan Biden memperingatkan Putin bahwa Moskow akan menderita konsekuensi ekonomi jika memobilisasi serangan terhadap Ukraina.
Biden juga dilaporkan memberikan opsi untuk meredakan situasi melalui saluran diplomatik dengan AS dan negara-negara Eropa lainnya.
Baca: Jaksa Agung Minta Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko Ditahan
REUTERS