TEMPO.CO, Jakarta - Petenis dunia asal Cina, Peng Shuai, mengatakan pada Ahad dia tidak pernah menuduh siapa pun melakukan pelecehan seksual padanya, dan menyatakan unggahan media sosial yang dia buat awal bulan lalu telah disalahpahami.
Kasus Peng Shuai menjadi perhatian komunitas tenis global dan kelompok hak asasi setelah dia tampaknya menuduh mantan wakil perdana menteri Cina, Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual padanya di masa lalu. Setelah unggahan media sosial itu, dia absen dari pandangan publik selama hampir tiga minggu.
"Pertama, saya perlu menekankan satu poin yang sangat penting, saya tidak pernah mengatakan atau menulis bahwa ada orang yang melakukan pelecehan seksual terhadap saya, saya harus dengan jelas menekankan poin ini," kata Peng dalam video yang dirilis oleh Lianhe Zaobao, media asal Singapura, dikutip dari Reuters, 20 Desember 2021.
Pernyataan Peng Shuai pada Ahad menandai pertama kalinya dia membahas masalah tersebut di depan kamera di depan umum. Dia berbicara di sela-sela acara ski lintas alam di Shanghai.
Dia mengatakan bahwa unggahannya di Weibo, situs media sosial mirip Twitter versi Cina, yang kemudian segera dihapus, adalah "masalah pribadi".
Peng Shuai, 35 tahun, mengatakan dalam video bahwa "orang memiliki banyak kesalahpahaman" tentang unggahan Weibo-nya. Dia tidak menjelaskan apa maksud kesalahpahaman itu.
Dia juga mengatakan dia telah tinggal di rumah di Beijing tanpa pengawasan. Dalam video itu, dia tidak ditanya tentang Zhang dan tidak menyinggungnya.
Reuters tidak dapat menghubungi Peng Shuai sejak unggahan Weibo-nya.
Women's Tennis Association (WTA), yang awal bulan ini mengatakan akan segera menangguhkan turnamen di Cina karena kekhawatiran atas perlakuan terhadap Peng dan keselamatan pemain lain, terus mendorong penyelidikan.
"Sekali lagi senang melihat Peng Shuai di depan umum dan kami tentu berharap dia baik-baik saja," kata WTA yang berbasis di Florida dalam sebuah pernyataan.
"Seperti yang telah kami nyatakan secara konsisten, penampilan ini tidak mengurangi atau mengatasi kekhawatiran signifikan WTA tentang kesejahteraannya dan kemampuannya untuk berkomunikasi tanpa sensor atau paksaan," kata WTA.
"Kami tetap teguh dalam seruan kami untuk penyelidikan penuh, adil dan transparan, tanpa sensor, atas tuduhan serangan seksualnya, yang merupakan masalah yang menimbulkan kekhawatiran awal kami."
Cina belum secara langsung mengomentari unggahan awal Peng Shuai, tetapi mengatakan langkah WTA menangguhkan turnamen di Cina sebagai politisasi olahraga.
Zhang belum berkomentar tentang masalah ini.
Debat publik tentang skandal itu, yang muncul saat Beijing bersiap untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin pada Februari, telah disensor ketat di Cina.
Pada hari Minggu, Peng muncul di balkon menonton di lantai lima dengan atlet di berbagai olahraga, termasuk mantan bintang bola basket NBA Yao Ming, dan menonton selama sekitar 20 menit, kata surat kabar Singapura.
Atlet Olimpiade tiga kali itu mengenakan jaket hitam dengan bendera Cina dan kaos merah bertuliskan huruf Mandarin.
Sebelumnya, Peng terlihat dalam foto yang muncul di turnamen tenis di Beijing, dan dalam video makan malam di restoran yang diunggah di Twitter oleh editor media pemerintah Cina.
Di Twitter, seorang peneliti Cina di Human Rights Watch, Yaqiu Wang, berkomentar sinis pada wawancara tersebut, "Wow, sangat alami, sangat nyata, semua orang sekarang mempercayainya. Selamat, PKC!". PKC merujuk pada Partai Komunis Cina yang berkuasa.
Peng Shuai mengatakan dalam video yang diunggah pada hari Minggu bahwa dia secara pribadi telah menulis surat bulan lalu kepada kepala WTA Steve Simon, di mana dia membantah tuduhan penyerangan seksual, dan bahwa terjemahan bahasa Inggris dari itu oleh media pemerintah Cina adalah akurat.
Simon mengatakan pada saat itu bahwa dia "sulit mempercayai" bahwa Peng Shuai benar-benar menulis email atau memercayai apa yang dikaitkan dengannya.
Baca juga: Klub Basket Perempuan di Amerika Beri Dukungan ke Peng Shuai
REUTERS