TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 11 tenaga kerja Indonesia atau TKI tewas dan puluhan lainnya hilang akibat kecelakaan kapal di lepas pantai Johor, Malaysia. Kapal yang mengangkut para TKI itu terbalik setelah diterjang badai. Kapal mengangkut 50 imigran ilegal dari Lombok, Indonesia.
Sebanyak 14 orang TKI berhasil diselamatkan, sedangkan 25 orang lainnya masih hilang. Para korban selamat ditemukan di pantai Tanjung Balau. Mereka sudah dibawa ke pos Angkatan Bersenjata Malaysia Tanjung Sepang di Kota Tinggi. Pihak berwenang Malaysia masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
Menurut Kepala Penjaga Pantai Laksamana Mohamad Zubil Mat Som, tentara yang berpatroli menemukan mayat tujuh pria dan empat wanita di pantai. Mereka yang hilang diyakini telah melarikan diri untuk bersembunyi atau tenggelam di laut. Pihak berwenang telah mengerahkan perahu dan pesawat untuk memburu mereka.
"Kami sangat menyesali tragedi mematikan ini," kata Laksamana Mohamad Zubil kepada AFP seperti dikutip dari Channel News Asia. "Saya mendesak para migran untuk tidak memasuki Malaysia secara ilegal."
Insiden nahas itu terjadi sekitar pukul 4.30 pagi tadi. Kapal terbalik setelah dihantam ombak besar sekitar 20 meter dari bibir pantai.
"Tim Pasukan Respon Cepat dan tim drone MAF dikerahkan untuk menemukan imigran ilegal yang tersisa di sekitar daerah itu," ujar Komando Divisi Infanteri Ketiga Malaysia, Kamp Terendak, Melaka dalam pernyataannya.
Wakil direktur Operasi Maritim Johor Kapten (Maritim) Simon Templer Lo Tusa mengatakan operasi pencarian TKI ilegal akan berlangsung sekitar empat hingga 10 hari, tergantung cuaca. "Penyelidikan akan dilakukan untuk menemukan dalang sindikat yang mengangkut migran ilegal kapal yang terbalik," katanya saat konferensi pers di lokasi kejadian.
Baca: Jurnalis yang Ikut Rombongan Antony Blinken Positif COVID-19 di Kuala Lumpur
CHANNEL NEWS ASIA