TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa hukum Inggris berusia 19 tahun menang gugatan melawan pemilik indekos karena kamar yang dia sewa tidak layak huni.
Jack Simm menggugat pemilik indekosnya karena dugaan pelanggaran kontrak atas flat-nya yang "seperti lokasi konstruksi" ketika dia pertama kali pindah pada September 2020.
Jack Simm, yang saat itu mahasiswa baru di University of East Anglia (UEA), menghabiskan satu tahun untuk memperjuangkan kasus ini dan sekarang telah menang saat dia masih kuliah tahun kedua, Daily Mail melaporkan, 15 Desember 2021.
Mahasiswa hukum itu telah memenangkan kasus pengadilan pertamanya dengan menggunakan buku teks revisi untuk menghadapi pemilik kamar sewa.
Jack Simm mengatakan memenangkan kasus ini adalah "revisi sempurna" untuk gelar sarjana hukumnya.
Menjelang satu jam sidang di pengadilan perdata bulan lalu, Jack mengacu pada undang-undang dan kasus hukum yang dia pelajari dalam studinya untuk membangun klaim hukum 10 halaman untuk pengembalian uang deposit dan sewa bulan pertama sebesar 859 poundsterling atau sekitar Rp16,3 juta.
Newsweek melaporkan, Jack Simm menyewa sebuah flat di Norwich's Velocity Student, yang dikelola oleh Estateducation, dan belum bisa mengecek flat-nya sampai dia tiba pada September atau beberapa hari sebelum tahun ajar semester pertama dimulai.
Jack berhasil menggugat perusahaan pemilik flat Velocity Student Accommodation karena pelanggaran kontrak menyusul serangkaian masalah dengan akomodasi. Akomodasi ini dikembangkan oleh Freedman Project LLP dan dikelola oleh sebuah perusahaan bernama Estateducation.
"Ini adalah revisi terbaik yang pernah saya lakukan," kata Jack, yang juga seorang pemain rugby di universitas, dikutip dari WalesOnline.
"Lucunya, ketika kasus ini sedang berlangsung, saya sedang mempelajari hukum kontrak, jadi saya membuka buku teks dan memeriksa catatannya," tambahnya.
Jack Simm mengatakan pemilik properti telah menunjukkan kasus penipuan di bawah Misrepresentation Act 1967 dan mempelajari buku teks hukumnya demi membangun klaim hukum untuk mendapatkan kembali deposit 150 poundsterling (Rp2,8 juta) dan sewa bulan pertama senilai 709 poundsterling (Rp13,5 juta).
Ben Smith, direktur Freedman Project LLP, yang mengembangkan akomodasi, mengatakan dalam pengajuan hukumnya bahwa Jack Simm tidak memberikan jangka waktu yang wajar untuk menanggapi permintaan perbaikan, yaitu 14 hari.
Pengajuan itu juga mengklaim Jack Simm telah melanggar kontrak sewanya dan klaim balik sebesar 7.160 poundsterling (Rp135,8 juta) untuk menutupi periode sewa selain bunga, menurut The Times.
Tapi pada keputusan pengadilan 2 November, hakim mendukung Jack Simm dan memutuskan pemilik harus membayar.
"Menang kasus ini menunjukkan bahwa saya bisa melakukannya. Itu memberi saya dorongan kepercayaan diri yang besar," ujarnya.
Jack berargumen bahwa pemiliknya melanggar kontrak karena akomodasi tahun pertama di Norwich, Norfolk, tidak layak untuk ditinggali.
Dia mengklaim tidak ada pemanas atau Wi-Fi, debu di mana-mana dan pembangun masih bekerja di gedung flat, yang tidak dikunjungi Jack beberapa hari sebelum dimulainya semester ketika dia diterima di University of East Anglia.
"Jack Simm mendapati kamar Velocity Student seperti tempat konstruksi dan kamarnya terlihat jelas belum selesai dan tidak berfungsi. Saat kami masuk kamarnya, seorang tukang ledeng masih bekerja di kamar mandinya," menurut gugatan hukum yang diajukan ke pengadilan wilayah Newcastle.
Dia meninggalkan flat dan berhenti membayar sewa setelah seminggu karena pemiliknya "tidak segera memperbaiki masalah". Dia kemudian mulai menyusun kasus hukumnya.
"Kami berkendara dan tiba di tempat ini dan itu lebih mirip lokasi konstruksi daripada tempat tinggal," kata pemuda Newcastle itu.
"Di kamar saya lantainya tertutup debu dan ada suara keras dari orang-orang yang memukul. Di malam hari sangat dingin tanpa pemanas. Bau tidak enak keluar entah dari mana," ceritanya.
"Kami memberi pemilik waktu seminggu untuk menyelesaikan semuanya dan pada akhirnya tidak ada yang diselesaikan, jadi saya pindah dan menyerahkan kunci saya," papar Jack.
"Bagian yang paling berat adalah memastikan kasusnya rapih. Saya terus mengutak-atik kasus ini sampai tanggal pengadilan."
Pada tanggal 2 November, Pengadilan Newcastle County memutuskan mendukung Jack dan memerintahkan agar dia dibayar 859 poundsterliing (Rp16,3 juta) untuk menutupi deposit dan sewa bulan pertama. Pengadilan juga memerintahkan pemilik indekos membayar 140 poundsterling (Rp2,6 juta) untuk biaya pengadilan.
Baca juga: Tes Vagina Tiap Pekan, 2 Mahasiswa AS Gugat Kampusnya
DAILY MAIL | WALES ONLINE | THE TIMES | NEWSWEEK