TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan rencana melibatkan militer demi menciptakan suasana kondusif di penjara Penitenciaria del Litoral. Rencana ini merupakan bagian dari langkah awal untuk mengatasi gelombang kekerasan yang telah membuat puluhan tahanan yang tewas.
Baku hantam antar kelompok kriminal di penjara Penitenciaria del Litoral selama akhir pekan ini telah menewaskan hingga 68 tahanan dan juga melukai 25 orang tahanan.
Keluarga para tahanan menunggu kabar keluarga mereka di luar penjara Penitenciaria del Litoral, Selasa, 28 September 2021. Sumber: Reuters
Pada akhir September 2021 lalu, sebanyak 199 narapidana tewas di penjara Kota Guayaquil. Itu menjadi insiden kekerasan dalam penjara yang terburuk dalam sejarah negara.
Pihak berwenang mengaitkan insiden kerusuhan itu dengan geng-geng penyelundup narkoba yang bersaing memperebutkan rute perdagangan.
Presiden Lasso mengatakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menciptakan suasana kondusif di penjara telah disepakati dengan berbagai otoritas. Ia menggambarkan kekerasan itu sebagai salah satu krisis terbesar yang dihadapi negara itu dalam beberapa dasawarsa.
“Ekuador menghadapi ancaman eksternal yang serius dari serangan mafia penyelundup narkoba, yang berniat menguasai pusat-pusat penahanan dan mengambil ketenangan pikiran kita,” kata Lasso dalam konferensi pers di Kota Guayaquil.
Sekutu Ekuador, seperti Amerika Serikat dan Kolombia meyakinkan akan membantu negara itu dalam memerangi perdagangan narkoba. Mediasi dengan geng-geng dalam penjara juga akan dilakukan, meskipun tanpa membuat konsesi dengan para ketua geng untuk menjaga perdamaian penjara.
Sebelumnya pada Minggu malam, 14 November 2021, Presiden Lasso menunjuk Jenderal Orlando Fabian Fuel sebagai Panglima Militer Ekuador. Lasso juga menunjuk Luis Burbano sebagai Kepala Satuan Angkatan Darat Ekuador, serta Fausto Cobo sebagai Kepala Badan Intelijen Ekuador, yang sekaligus sebagai penanggung jawab otoritas penjara SNAI.
Baca juga: Retno Marsudi Temui Menlu Singapura Bahas Perjalanan yang Aman
Afifa Rizkia Amani | Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.