TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ekuador diminta bertanggung jawab atas kerusuhan yang menyebabkan tewasnya 68 narapidana di penjara Penitenciaria del Litoral, Sabtu, 13 November 2021.
September lalu, 119 narapidana tewas dalam kerusuhan di penjara itu.
"Negara bertanggung jawab atas pembantaian ini. Setiap hari anak-anak dan saudara-saudara kita mati di penjara," kata Nestor Soriano, 56 tahun, saat mencari kabar tentang putranya yang menjalani hukuman enam tahun.
"Tidak ada jaminan (keamanan) untuknya. Mereka berpikir untuk mengembalikannya kepada saya dalam sebuah kotak. Saya tidak menginginkan itu," kata
Pada bulan September, Presiden Ekuador Guillermo Lasso mendeklarasikan keadaan darurat 60 hari dalam sistem penjara, membebaskan dana pemerintah dan memungkinkan bantuan militer terbatas.
Pemerintah mengatakan telah bertemu dengan kelompok hak asasi manusia, Gereja Katolik dan staf PBB untuk "mengkoordinasikan kerja sama dalam proses pengamanan."
Lasso telah meminta mahkamah konstitusi untuk membiarkan militer masuk penjara, alih-alih hanya memberikan keamanan di luar. Pengadilan mengatakan solusi untuk krisis penjara akan membutuhkan lebih dari tindakan darurat sementara.
Namun dalam waktu dua bulan, kembali terjadi kerusuhan.
Menurut Miamiherald yang mengutip kantor berita AP, tanda-tanda bahwa serangan akan segera terjadi di dalam penjara terbesar di kota pantai Guayaquil, Ekuador, sangat jelas.
Telah ada pembicaraan di antara narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Litoral selama berhari-hari bahwa suatu kelompok akan menyerang yang lain.
Pada Jumat dini hari, polisi menangkap tiga pria yang mencoba menyelundupkan dua senapan, lima pistol, tiga granat, dinamit, dan ratusan butir amunisi ke dalam penjara.
Beberapa jam kemudian polisi mengumumkan apa yang sudah diketahui para tahanan di dalam Litoral: Ketiga pria yang ditahan itu adalah anggota geng penjara yang menimbun senjata. Apa yang terjadi beberapa jam kemudian menegaskan bahwa ada lebih banyak senjata di dalamnya.
Jumat malam, serangan brutal diluncurkan dan bentrokan di antara geng-geng saingan berlangsung selama berjam-jam hingga Sabtu pagi.
Ketika debu mereda dan pihak berwenang telah mendapatkan kembali kendali, mereka menemukan setidaknya 68 narapidana tewas dan 25 terluka.
Sepanjang tahun ini, setidaknya 334 narapidana tewas dalam bentrokan berbeda di penjara Guayaquil, termasuk 119 narapidana dalam serangan pada September.
Sistem penjara negara itu telah menjadi sorotan karena kepadatannya yang berlebihan, kondisi kehidupan yang buruk bagi narapidana, dan kekerasan yang dituduhkan pemerintah pada persaingan geng.