Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi Covid-19 di Eropa Memasuki Gelombang Kelima

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang pria menunjukkan kartu kesehatan COVID-19-nya di sebuah restoran ketika Prancis memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di mana sertifikat kesehatan sekarang akan diperlukan untuk mengakses sebagian besar ruang publik dan untuk bepergian dengan kereta api antarkota, di Nice, Prancis, 9 Agustus 2021 [REUTERS/Eric Gaillard]
Seorang pria menunjukkan kartu kesehatan COVID-19-nya di sebuah restoran ketika Prancis memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di mana sertifikat kesehatan sekarang akan diperlukan untuk mengakses sebagian besar ruang publik dan untuk bepergian dengan kereta api antarkota, di Nice, Prancis, 9 Agustus 2021 [REUTERS/Eric Gaillard]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis berada di awal gelombang kelima pandemi Covid-19, kata Menteri Kesehatan Olivier Veran, seperti dikutip Reuters, Kamis, 11 November 2021.

"Beberapa negara tetangga sudah berada dalam gelombang kelima pandemi Covid, apa yang kita alami di Prancis jelas terlihat seperti awal dari gelombang kelima," kata Veran di televisi TF1.

Kementerian kesehatan mencatat 11.883 kasus baru pada hari Rabu, hari kedua berturut-turut dengan jumlah kasus baru lebih dari 10.000. Kasus-kasus baru telah mengalami peningkatan persentase dua digit dari minggu ke minggu sejak sekitar pertengahan Oktober.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan pada hari Rabu bahwa kematian akibat virus corona naik 10 persen di Eropa dalam seminggu terakhir, menjadikannya satu-satunya wilayah dunia dengan kasus dan kematian Covid-19 terus meningkat. Itu adalah minggu keenam berturut-turut  virus telah meningkat di seluruh benua.

Dalam laporan mingguannya tentang pandemi, WHO mengatakan ada sekitar 3,1 juta kasus baru secara global, meningkat sekitar 1 persen dari minggu sebelumnya. Hampir dua pertiga dari infeksi virus corona - 1,9 juta - berada di Eropa, di mana kasus naik 7 persen.

Negara-negara dengan jumlah kasus baru tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Turki, dan Jerman. Jumlah kematian mingguan Covid-19 turun sekitar 4 persen di seluruh dunia dan menurun di setiap wilayah kecuali Eropa, demikian dilaporkan India Today, Kamis, 11 November 2021.

Dari 61 negara yang termasuk dalam wilayah Eropa, yang meliputi Rusia dan membentang ke Asia Tengah, 42 persen melaporkan lonjakan kasus setidaknya 10 persen pada minggu lalu.

Menurut CNN, Eropa sekarang menjadi pusat pandemi Covid-19 sekali lagi, dengan jumlah kasus harian melampaui Amerika Serikat pada akhir Oktober. Kondisi ini sekarang diperparah dengan masuknya musim dingin.

Infeksi meningkat di sebagian besar negara yang membentuk wilayah Schengen, blok 26 negara di mana aturan masuk ke AS telah dilonggarkan.

Wisatawan dari Inggris dan Irlandia juga termasuk dalam pergeseran kebijakan Amerika. "Kami berada di titik kritis lain dari kebangkitan pandemi," kata direktur regional WHO Hans Kluge pekan lalu, memperingatkan bahwa laju penularan di seluruh wilayah itu "sangat memprihatinkan."

"Menurut satu proyeksi yang dapat diandalkan, jika kita tetap pada lintasan ini, kita dapat melihat setengah juta kematian Covid-19 lainnya di Eropa dan Asia Tengah pada Februari tahun depan," kata Kluge.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, 43 dari 53 negara di wilayah itu sedang mengalami krisis kesediaan tempat tidur di rumah sakit untuk penderita Covid-19.

Gelombang Eropa saat ini belum mengakibatkan tingkat kematian setinggi lonjakan musim panas AS. Tetapi itu berfungsi sebagai pengingat sifat siklus pandemi, kata para ahli.

"Situasi di seluruh Eropa diharapkan dalam beberapa hal. Kami mengantisipasi akan ada lonjakan kasus sekitar tahun ini," kata Paul Wilmes, seorang profesor di Luxembourg Center for Systems Biomedicine.

Sejumlah negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Spanyol dan Portugal dengan tingkat vaksinasi di atas 80 persen, tidak mencatat lonjakan kasus harian seperti di Eropa umumnya.

Tindakan Presiden AS Joe Biden yang membuat ketentuan wajib vaksin, banyak diikuti negara Eropa yang mulai frustrasi dengan banyaknya penolakan vaksin Covid-19.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bulan ini negara itu mengalami pandemi "besar-besaran" dari mereka yang tidak divaksinasi. "Yang benar adalah pasien Covid-19 akan jauh lebih sedikit di [perawatan intensif] jika semua orang yang bisa melakukannya mendapat vaksinasi," katanya.

"Ada semakin banyak pengakuan bahwa orang-orang yang tidak mau berkontribusi untuk memecahkan tantangan pandemi menempatkan orang lain dalam risiko," kata McKee.

"Mereka merusak pemulihan orang lain, dan ada peningkatan ketidaksabaran" terhadap mereka dari politisi dan publik, kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

11 jam lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

21 jam lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Beyonce. Instagram/@beyonce
Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Ziad Mansour, duduk di samping puing-puing rumah yang hancur akibat serangan mematikan Israel  di Rafah , Jalur Gaza, 9 Januari 2024. Perang antara Israel dan Kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza sudah memasuki hari ke-100, sejak pertama kali pecah pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sebanyak 23.843 orang di Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

2 hari lalu

Foto udara menunjukkan kawasan Place de l'Etoile dan Arc de Triomphe yang sepi di Paris, saat lockdown untuk memperlambat penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) Prancis, Rabu, 1 April 2020. REUTERS/Pascal Rossignol
Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.