TEMPO.CO, Jakarta - Prancis berada di awal gelombang kelima pandemi Covid-19, kata Menteri Kesehatan Olivier Veran, seperti dikutip Reuters, Kamis, 11 November 2021.
"Beberapa negara tetangga sudah berada dalam gelombang kelima pandemi Covid, apa yang kita alami di Prancis jelas terlihat seperti awal dari gelombang kelima," kata Veran di televisi TF1.
Kementerian kesehatan mencatat 11.883 kasus baru pada hari Rabu, hari kedua berturut-turut dengan jumlah kasus baru lebih dari 10.000. Kasus-kasus baru telah mengalami peningkatan persentase dua digit dari minggu ke minggu sejak sekitar pertengahan Oktober.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan pada hari Rabu bahwa kematian akibat virus corona naik 10 persen di Eropa dalam seminggu terakhir, menjadikannya satu-satunya wilayah dunia dengan kasus dan kematian Covid-19 terus meningkat. Itu adalah minggu keenam berturut-turut virus telah meningkat di seluruh benua.
Dalam laporan mingguannya tentang pandemi, WHO mengatakan ada sekitar 3,1 juta kasus baru secara global, meningkat sekitar 1 persen dari minggu sebelumnya. Hampir dua pertiga dari infeksi virus corona - 1,9 juta - berada di Eropa, di mana kasus naik 7 persen.
Negara-negara dengan jumlah kasus baru tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Turki, dan Jerman. Jumlah kematian mingguan Covid-19 turun sekitar 4 persen di seluruh dunia dan menurun di setiap wilayah kecuali Eropa, demikian dilaporkan India Today, Kamis, 11 November 2021.
Dari 61 negara yang termasuk dalam wilayah Eropa, yang meliputi Rusia dan membentang ke Asia Tengah, 42 persen melaporkan lonjakan kasus setidaknya 10 persen pada minggu lalu.
Menurut CNN, Eropa sekarang menjadi pusat pandemi Covid-19 sekali lagi, dengan jumlah kasus harian melampaui Amerika Serikat pada akhir Oktober. Kondisi ini sekarang diperparah dengan masuknya musim dingin.
Infeksi meningkat di sebagian besar negara yang membentuk wilayah Schengen, blok 26 negara di mana aturan masuk ke AS telah dilonggarkan.
Wisatawan dari Inggris dan Irlandia juga termasuk dalam pergeseran kebijakan Amerika. "Kami berada di titik kritis lain dari kebangkitan pandemi," kata direktur regional WHO Hans Kluge pekan lalu, memperingatkan bahwa laju penularan di seluruh wilayah itu "sangat memprihatinkan."
"Menurut satu proyeksi yang dapat diandalkan, jika kita tetap pada lintasan ini, kita dapat melihat setengah juta kematian Covid-19 lainnya di Eropa dan Asia Tengah pada Februari tahun depan," kata Kluge.
Menurut dia, 43 dari 53 negara di wilayah itu sedang mengalami krisis kesediaan tempat tidur di rumah sakit untuk penderita Covid-19.
Gelombang Eropa saat ini belum mengakibatkan tingkat kematian setinggi lonjakan musim panas AS. Tetapi itu berfungsi sebagai pengingat sifat siklus pandemi, kata para ahli.
"Situasi di seluruh Eropa diharapkan dalam beberapa hal. Kami mengantisipasi akan ada lonjakan kasus sekitar tahun ini," kata Paul Wilmes, seorang profesor di Luxembourg Center for Systems Biomedicine.
Sejumlah negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Spanyol dan Portugal dengan tingkat vaksinasi di atas 80 persen, tidak mencatat lonjakan kasus harian seperti di Eropa umumnya.
Tindakan Presiden AS Joe Biden yang membuat ketentuan wajib vaksin, banyak diikuti negara Eropa yang mulai frustrasi dengan banyaknya penolakan vaksin Covid-19.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bulan ini negara itu mengalami pandemi "besar-besaran" dari mereka yang tidak divaksinasi. "Yang benar adalah pasien Covid-19 akan jauh lebih sedikit di [perawatan intensif] jika semua orang yang bisa melakukannya mendapat vaksinasi," katanya.
"Ada semakin banyak pengakuan bahwa orang-orang yang tidak mau berkontribusi untuk memecahkan tantangan pandemi menempatkan orang lain dalam risiko," kata McKee.
"Mereka merusak pemulihan orang lain, dan ada peningkatan ketidaksabaran" terhadap mereka dari politisi dan publik, kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.