Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gadis Israel Ini Rela Tiga Kali Dipenjara karena Tolak Jadi Tentara Zionis

Reporter

image-gnews
Tentara Israel berdiri di samping unit artileri yang menembak di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Israel 17 Mei 2021. Serangan udara Israel yang membombardir Jalur Gaza membuat lebih dari 200 orang tewas dalam seminggu. REUTERS/Amir Cohen
Tentara Israel berdiri di samping unit artileri yang menembak di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Israel 17 Mei 2021. Serangan udara Israel yang membombardir Jalur Gaza membuat lebih dari 200 orang tewas dalam seminggu. REUTERS/Amir Cohen
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang gadis remaja Israel, Shahar Perets rela masuk penjara sebanyak tiga kali karena menolak menjadi tentara. Dia baru saja menghabiskan ulang tahunnya yang ke-19 di balik jeruji penjara.

Perets menggambarkan kondisi di penjara. Dia dilarang menuliskan pikiran dan pengalamannya oleh penjaga penjara. Dia hanya diizinkan menggunakan pena selama 10 menit per hari.

"Militer tidak ingin saya menulis, berbicara, atau membagikan pemikiran saya. Mereka mencoba membungkam saya," kata Perets kepada pendukungnya melalui surat elektronik kepada BBC seperti dilansir dari Middle East Monitor.

Dia melanjutkan, pembungkaman para penolak politik merupakan bagian kecil dari tindakan keras Israel yang membungkam perjuangan rakyat Palestina untuk hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC yang dilansir Middle East Monitor, orang tua Perets sepenuhnya mendukung keputusan dia menolak wajib militer. "Beberapa orang menyebut saya pengkhianat atau mengatakan saya tidak peduli dengan rakyat Israel," ujarnya.

Dia melanjutkan memutuskan menolak bergabung dengan tentara karena tak mau menjadi bagian menindas rakyat Palestina. "Saya memutuskan untuk menolak bergabung dengan tentara karena saya tidak mau ambil bagian dalam penindasan jutaan orang yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza," katanya.

Dia melanjutkan sebelum direkrut menjadi tentara, kebanyakan orang tidak bertanya pada diri sendiri apakah ingin bergabung dengan tentara atau tidak. Tak banyak pula orang yang bertanya mengapa ingin direkrut." "Jadi hal ini benar-benar revolusioner."

Shahar Perets pertama kali memulai perjalanannya di usia 12 tahun ketika menghadiri kamp musim panas bersama Israel-Palestina. Kamp musim panas itu berjudul "Keluarga Bereaved Israel-Palestina Untuk Perdamaian".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengatakan kepada The New Arab dalam sebuah wawancara bahwa dia tak hidup dengan cara yang sama dengan rakyat Israel. "Bahwa (orang-orang Palestina) tidak memiliki kemampuan bergerak seperti yang diinginkan, untuk berjalan-jalan dengan perasaan aman, atau untuk pergi tidur tanpa takut bahwa seorang pria dengan senjata akan berdiri di depan tempat tidur mereka," katanya.

Shahar Perets bukan yang pertama masuk penjara karena menolak menjadi tentara. Israel sebelumnya juga memenjarakan Hallel Rabin, gadis berusia 19 tahun pada Januari lalu.

Rabin harus menghabiskan 56 hari di dalam sel tahanan karena menolak menyelesaikan wajib militer. Keputusannya ini dinilai rakyat Israel sebagai tindakan tak bermoral dan pengkhianatan terhadap negara.

Baca: Mahasiswa Israel dan Palestina Ikut Kencan Kilat untuk Pertukaran Bahasa

MIDDLE EAST MONITOR

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.   

 
 
 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

16 menit lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.


Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

1 jam lalu

Warga Palestina membawa barang-barang usai serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian


Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

2 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.


Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

12 jam lalu

Gedung al-Jalaa yang menampung kantor media Associated Press (AP) dan Al Jazeera dilanda serangan udara Israel di Kota Gaza, 15 Mei 2021. Israel menghancurkan blok menara 12 lantai di Gaza yang menampung kantor Associated Press yang berbasis di AS dan media berita lainnya pada hari Sabtu, dengan mengatakan bangunan itu juga digunakan oleh kelompok militan Islam Hamas. REUTERS/Ashraf Abu Amrah
Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan


Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

17 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel


Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

18 jam lalu

Para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Texas State University di San Marcos, Texas, AS 29 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera


Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

20 jam lalu

Menlu RI, Retno LP Marsudi memaparkan hasil pertemuan Sidang Dewan Menteri Luar Negeri Negara-negara OKI pada pembukaan KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Senayan, Jakarta, 7 Maret 2016. TEMPO/Subekti
Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.


Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

21 jam lalu

Bangunan-bangunan yang hancur menjadi reruntuhan di Gaza tengah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, 13 Januari 2024. Sejak perang pecah infrastruktur di Gaza porak-poranda. Rumah sakit dibombardir, jaringan telekomunikasi diputus, tak ada akses ke air bersih dan makanan. REUTERS/Amir Cohen
Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.


Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

23 jam lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, Senin, 29 Januari 2024. Keluarga Mahasiswa ITB mencatat ada 120 orang mahasiswa yang menunggak Uang Kuliah Tunggal atau UKT dan terancam tidak bisa mengikuti kuliah atau dipaksa cuti kuliah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.