TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas sebuah serangan pada sebuah saluran pipa gas di Pusat Pembangkit Tenaga Listrik di Deir Ali, Suria. Klaim itu dipubikasi oleh ISIS pada Sabtu, 18 September 2021 melalui kanal Telegram.
Sebelumnya Kementerian Layanan Listrik Negara Suriah menjelaskan serangan ISIS itu telah membuat listrik padam di Ibu Kota Damaskus dan wilayah sekitarnya serta area lain di Suriah.
Asap mengepul dari kota perbatasan Suriah Ras al-Ain seperti yang terlihat dari kota Turki Ceylanpinar di provinsi Sanliurfa, Turki, 9 Oktober 2019. Pasukan Turki dan sekutu pemberontak Suriah mereka menyerang milisi Kurdi di timur laut Suriah pada hari Rabu, berdebar kencang mereka dengan serangan udara dan artileri sebelum memulai operasi darat lintas batas yang dapat mengubah perang berusia delapan tahun. REUTERS
Serangan ISIS itu terjadi pada Jumat, 17 September 2021, menghantam sebuah jalur pipa gas yang mengalirkan listrik pada hampir 50 persen pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Menteri Layanan Listrik Negara Ghassan al-Zamel, mengatakan serangan bom itu telah menyebabkan turunnya tekanan transmisi hingga berdampak pada pasokan listrik di Suriah.
Otoritas di Suriah pada Sabtu kemarin melakukan perbaikan pada pipa gas yang rusak akibat di bom ISIS, hingga semua pasokan listrik ke provinsi-provinsi di Suriah mulai bisa dialiri lagi. Namun Menteri al-Zamel memperingatkan akan ada pemadaman listrik secara bergilir hingga pekerjaan perbaikan benar-benar selesai.
Jalur pipa gas yang dihantam oleh bom ISIS adalah bagian dari ekspor gas transregional yang digunakan untuk mengalirkan gas alam dari Mesir ke Yordania, Suriah dan Lebanon. Ekspor gas alam sudah berhenti sebelum perang Suriah meletup, tetapi jalur pipa itu terintegrasi dengan jalur-jalur yang ada di Suriah.
Selama 10 tahun konflik Suriah, infrastruktur minyak dan gas di negara itu sering menjadi sasaran serangan. Untungnya, sekarang banyak ladang – ladang minyak sudah berada di bawah kendali pemerintah.
Baca juga: Prancis Incar Komandan Teroris Lainnya Usai Bunuh Pentolan ISIS di Afrika
Sumber: Reuters | abcnews.go.com