TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pemungutan suara yang dibuat oleh tim Alexei Navalny dihapus dari Google dan Apple di Rusia. Aplikasi hilang tepat saat jajak pendapat dibuka dalam pemilihan parlemen. Hal itu diketahui ketika Politikus Rusia Ivan Zhdanov, mengumumkan melalui akun Twitter resminya.
"Menghapus aplikasi Navalny dari toko adalah tindakan memalukan, wujdu dari dari sensor politik. Pemerintahan otoritarian dan propaganda Rusia akan senang mendengarnya. @google, @Apple, "cuit Ivan di Twitter, Sabtu, 18 September 2021.
Rusia menunjuk yayasan anti-korupsi kritikus Kremlin sebagai 'ekstremis', merujuk pada gerakan politiknya yang sekarang dilarang. Oleh karena itu, aplikasi tersebut berisi konten yang dianggap ilegal.
Selain itu, aplikasi Alexei Navalny dianggap menyertakan rekomendasi untuk strategi 'Smart Voting' pemimpin oposisi. Strategi itu bertujuan mendesak Rusia memilih secara taktis untuk mendukung kandidat yang paling mampu menggulingkan petahana dari partai berkuasa, Rusia Bersatu, dalam pemilihan Duma Negara. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pihaknya menganggap strategi pemungutan suara itu sebagai provokasi dan berbahaya bagi pemilih.
Perusahaan teknologi Amerika telah berada di bawah tekanan besar dari Pemerintah Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa telah dijatuhkan denda karena tidak menghapus konten yang dianggap oleh pihak berwenang sebagai ekstremis atau tidak diinginkan.
Media Pemerintah Rusia melaporkan awal pekan ini bahwa petugas pengadilan mengunjungi kantor Google Rusia. Pengawas internet Rusia Roskomnadzor telah menuntut agar Google dan Apple menghapus aplikasi "Navalny" dari toko online mereka.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny terlihat berada di dalam pesawat sebelum keberangkatan ke ibu kota Rusia, Moskow, di bandara di Berlin, Jerman 17 Januari 2021. [REUTERS / Polina Ivanova]
Kementerian Luar Negeri Rusia pun mengeluarkan pernyataan Jumat lalu yang mengklaim bahwa Duta Besar AS untuk Rusia telah dipanggil, untuk diberi tahu bahwa Rusia memiliki bukti tentang pelanggaran undang-undang Rusia oleh raksasa digital Amerika sehubungan dengan pemilihan.
Baik Apple maupun Google tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang penghapusan Aplikasi Voting milik Alexei Navalny.
Namun, seseorang yang mengetahui keputusan Google mengatakan bahwa perusahaan memblokir aplikasi di Google Play Store karena tuntutan hukum dari regulator internet Rusia. Google telah menerima peringatan yang dilaporkan secara publik dan pribadi tentang penuntutan terhadap stafnya di Rusia.
Pihak berwenang Rusia mengancam staf lokal Google di Rusia dengan tuntutan pidana. Meski Google telah memblokir unduhan aplikasi tersebut, tetapi pengguna yang telanjur mengunduhnya tidak akan terpengaruh.
Sementara itu, Sekretaris pers Navalny, Kira Yarmysh, menyatakan bahwa keputusan raksasa teknologi Amerika adalah kekecewaan besar dan tindakan sensor politik yang tidak dapat dibenarkan.
Zhdanov mengatakan tim Navalny sedang mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Apple dan Google atas sikap mereka yang tunduk pada Pemerintah Rusia.
Alexei Navalny, perlu diketahui, adalah aktivis anti-korupsi Rusia yang tengah menjalani hukuman penjara 2,5 tahun. Ia dianggap telah melanggar hasil putusan penundaan hukumannya. Adapun ia sempat nyaris tewas tahun lalu karena diracun dengan Novichok, diyakini oleh agen Rusia, ketika melakukan perjalanan bisnis dari Serbia ke Rusia.
Baca juga: Inggris dan AS Beri Sanksi Orang yang Terlibat Upaya Pembunuhan Alexei Navalny
ANDITA RAHMA | CNN