Inggris dan AS Beri Sanksi Orang yang Terlibat Upaya Pembunuhan Alexei Navalny

Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun.  Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada orang-orang yang dianggapt terlibat dalam upaya pembunuhan  kritikus anti-Kremlin Alexei Navalny satu tahun lalu. Dikutip dari kantor berita Reuters, kedua negara memberi sanksi kepada tujuh orang Rusia.

Washington secara terpisah juga memberlakukan sanksi kepada lembaga- lembaga Rusia. Mereka dikatakan terlibat dalam penelitian senjata kimia atau apa yang digambarkan sebagai upaya pembunuhan ke  Navalny. 

Sebagaimana diketahui, Navalny diracun di Siberia pada 20 Agustus 2020 lalu. Para agen Rusia mencoba membunuhnya menggunakan racun saraf militer Novichok. Moskow menolak tuduhan tersebut dan menuduh balik Barat melakukan kampanye kotor menentangnya.

"Orang-orang yang terkena sanksi bertanggung jawab langsung untuk merencanakan atau melakukan serangan terhadap Navalny," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, Jumat, 20 Agustus 2021.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab melanjutkan, sanksi dari Amerika dan negaranya merupakan peringatan bagi Rusia. Mereka ingin menegaskan bahwa setiap penggunaan senjata kimia oleh negara Rusia melanggar hukum internasional. 

"Kami meminta Rusia untuk sepenuhnya mematuhi Konvensi Senjata Kimia, termasuk kewajibannya untuk mengumumkan dan membongkar program senjata kimianya," kata pernyataan bersama Amerika-Inggris.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut sanksi dari Amerika dan Inggris bersifat sepihak. Karena sepihak, sanksi itu tidak sah karena belum disetujui oleh Dewan Keamanan PBB. 

“Rusia telah menghancurkan gudang senjata kimia sesuai dengan kewajiban internasional yang telah diambilnya sendiri. Anda tidak dapat mengatakan hal yang sama tentang negara-negara NATO, misalnya, AS,” kata Maria. 

Sanksi tersebut akan berlaku bagi orang-orang yang disebutkan namanya yang memiliki aset di luar negeri.

Dokumen Inggris mencantumkan Alexey Alexandrov, Vladimir Panyaev, Ivan Osipov, Vladimir Bogdanov, Kirill Vasilyev, Stanislav Makshakov, dan Alexei Sedov sebagai yang mencoba membunuh Navalny. Dikatakan mereka semua adalah anggota dinas keamanan FSB Rusia dan secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam peracunan tersebut.

Kementerian Keuangan Amerika menjatuhkan sanksi pada tujuh orang yang sama dan dua pejabat Rusia tambahan yang dikatakan terlibat dalam peracunan: Konstantin Kudryavtsev dan Artur Zhirov. Selain itu juga menargetkan Institut Kriminalistik FSB, sebuah laboratorium tempat sebagian besar dari mereka yang terlibat dalam serangan itu bekerja, dan Institut Negara untuk Pengobatan Militer Eksperimental kementerian pertahanan Rusia.

Per berita ini ditulis, Alexei Navalny masih berada dipenjara karena pelanggaran pembebasan bersyarat. Ia menyebutnya sebagai kasus bermotif politik ketika dia terbang kembali ke Rusia awal tahun ini dari Jerman. 

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Alexei Navalny Ingin Ditangkap

ANDITA | REUTERS








Pertama Kalinya, Rusia Tembak Jatuh Bom Pintar Buatan AS untuk Ukraina

4 jam lalu

Bangunan tempat tinggal yang rusak akibat serangan militer Rusia di kota Avdiivka, di wilayah Donetsk, Ukraina 20 Maret 2023. REUTERS/Alex Babenko
Pertama Kalinya, Rusia Tembak Jatuh Bom Pintar Buatan AS untuk Ukraina

Rusia mengaku telah menembak jatuh bom pintar buatan AS yang digunakan dalam perang di Ukraina.


Google Hapus 5,2 Miliar Iklan Tahun Lalu, Mulai dari Penipuan sampai Perang Ukraina

5 jam lalu

Ilustrasi mesin pencari Google. (www.j-26.com)
Google Hapus 5,2 Miliar Iklan Tahun Lalu, Mulai dari Penipuan sampai Perang Ukraina

Google baru saja umumkan Pusat Transparansi Iklan. Simak penjelasannya bersama beragam isu besar yang dihadapi sepanjang 2022.


Meski Dikritik, Inggris Berencana Menampung Migran di Pangkalan Militer

17 jam lalu

Para migran tiba di Pelabuhan Dover dengan kapal Pasukan Perbatasan setelah diselamatkan saat melintasi Selat Inggris, di Dover, Inggris, 17 Desember 2021. REUTERS/Henry Nicholls
Meski Dikritik, Inggris Berencana Menampung Migran di Pangkalan Militer

Pemerintah Inggris akan menyiapkan akomodasi dasar di pangkalan militer bagi para migran yang melintasi Selat Inggris dengan perahu kecil.


Cerita Mahasiswa Asal Bekasi Puasa di Rusia, Sambil Mengenalkan Masakan Indonesia

18 jam lalu

Mahasiswa Indonesia di Rusia Faiz Arsyad (kanan berbaju hitam) bersantap buka puasa di Hotel Sevastopol bersama kolega pada Jumat, 24 Maret 2023. Sumber: Dokumen Pribadi
Cerita Mahasiswa Asal Bekasi Puasa di Rusia, Sambil Mengenalkan Masakan Indonesia

Mahasiswa Indonesia asal Bekasi di Rusia Faiz Arsyad, harus menjalani puasa Ramadan pada tahun ini sekitar 15 sampai 16 jam setiap harinya - lebih lama dibandingkan menunaikan ibadah di Indonesia.


Dubes Rusia Dipanggil Pemerintah Swedia, Gara-Gara Mengancam Ini

18 jam lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson menjelang KTT NATO di Madrid, Spanyol 28 Juni 2022. Murat Cetinmuhurdar/Turkish Presidential Press Office/Handout via REUTERS
Dubes Rusia Dipanggil Pemerintah Swedia, Gara-Gara Mengancam Ini

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom memanggil duta besar Rusia di Stockholm yang mengancam pembalasan militer jika Swedia masuk NATO


Pamer Senjata Nuklir, Rusia Mulai Latihan dengan Rudal Balistik Antarbenua Yars

20 jam lalu

Sistem rudal balistik antarbenua Yars Rusia melaju di sepanjang Lapangan Merah selama parade militer pada Hari Kemenangan, yang menandai peringatan 76 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow tengah, Rusia 9 Mei 2021. REUTERS/Maxim Shemetov
Pamer Senjata Nuklir, Rusia Mulai Latihan dengan Rudal Balistik Antarbenua Yars

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pihaknya telah memulai latihan dengan sistem rudal balistik antarbenua Yars, senjata berkekuatan nuklir.


Bos Nuklir PBB Pantau Langsung PLTN Zaporizhzhia di Ukraina

20 jam lalu

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi berbicara kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy saat mereka mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Air Dnipro, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Zaporizhzhia, Ukraina 27 Maret 2023. Layanan Pers/Handout Kepresidenan Ukraina via REUTERS
Bos Nuklir PBB Pantau Langsung PLTN Zaporizhzhia di Ukraina

Kepala Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi berangkat ke Ukraina tenggara yang diduduki Rusia hari ini untuk mengunjungi PLTN Zaporizhzhia.


Ukraina Mulai Gunakan Tank Leopard 2 untuk Tahan Rusia di Bakhmut

22 jam lalu

Tank beraksi saat Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius melihat tank Leopard II yang akan dipasok ke Ukraina di brigade tank Lipperland tentara Jerman dan bagian dari Bundeswehr, di Augustdorf, Jerman, 1 Februari 2023. Jerman akan memasok 14 tank Leopard 2 ke Kyiv. REUTERS/Benjamin Westhoff
Ukraina Mulai Gunakan Tank Leopard 2 untuk Tahan Rusia di Bakhmut

Pasukan Ukraina mulai menggunakan peralatan baru pasokan Barat, termasuk tank canggih Leopard 2 dari Jerman dan bom pintar berpemandu GLSDB dari AS.


Kyiv Minta Warga Rusia Tidak Adopsi Anak-anak Ukraina yang "Dicuri"

22 jam lalu

Anak-anak melepas sepatu mereka di fasilitas untuk orang berkebutuhan khusus, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Odesa, Ukraina, 6 Juni 2022. REUTERS/Edgar Su
Kyiv Minta Warga Rusia Tidak Adopsi Anak-anak Ukraina yang "Dicuri"

ICC menerbitkan surat yang mendakwa Presiden Putin melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi secara ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia.


Rusia dan India Bahas Perluasan Rute Pelayaran Melalui Laut Kutub Utara

22 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi menjelang pertemuan mereka di Hyderabad House di New Delhi, India, 6 Desember 2021. [REUTERS/Adnan Abidi]
Rusia dan India Bahas Perluasan Rute Pelayaran Melalui Laut Kutub Utara

India, yang tidak secara gamblang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, menjadi pembeli terbesar minyak bumi Rusia setelah China pada 2022