TEMPO.CO, Jakarta - Seorang guru di desa kecil di ujung Timur India, mengajar murid-muridnya di emperan rumah penduduk setelah sekolah ditutup akibat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Deep Narayan Nayak, 34 tahun, guru di Desa Suku Joba Attpara di Distrik Bardhaman, Bengal Barat, memanfaatkan dinding rumah-rumah sebagai papan tulis untuk mengajar anak-anak selama satu tahun terakhir setelah sekolah ditutup akibat lockdown.
Pada pagi baru-baru ini, anak-anak menulis di papan tulis darurat tersebut dengan kapur dan sebagian lainnya belajar mengamati benda kecil dengan miskroskop.
“Pendidikan anak-anak kita terhenti sejak penguncian diberlakukan. Anak-anak biasanya hanya berkeliaran, kemudian guru datang dan mulai mengajar mereka,” ujar Kiran Turi, yang anaknya diajar oleh Nayak, kepada Reuters, Kamis, 16 September 2021
Deep Narayan Nayak, 34 tahun, mengajar anak-anak di desa Joba Attpara, India, 13 September 2021. REUTERS/Rupak De Chowdhuri
Nayak mengajar apa saja dari lagu anak-anak populer hingga pentingnya masker dan mencuci tangan kepada sekitar 60 siswa dan terkenal dengan julukan “Guru Jalanan” di antara warga desa yang bersyukur akan kehadirannya.
Sekolah-sekolah di penjuru India mulai kembali dibuka secara bertahap bulan lalu. Beberapa epidemiolog dan ahli ilmu sosial meminta agar sekolah dibuka sepenuhnya guna mencegah hilangnya pembelajaran lebih lanjut pada anak.
Survei yang dilakukan oleh kelompok cendekiawan kepada hampir 1.400 anak-anak sekolah Agustus lalu menemukan bahwa di wilayah perdesaan, hanya delapan persen yang mengikuti sekolah daring secara teratur, 37 persen tidak belajar sama sekali, dan sekitar setengah dari mereka tidak bisa membaca lebih dari beberapa kata.
Sebagian besar orang tua menginginkan sekolah dibuka kembali sesegera mungkin, menurut survei tersebut.
Nayak mengaku khawatir akan murid-muridnya, yang kebanyakan baru kelas 1 dan orang tuanya buruh harian, akan tersingkir dari sistem pendidikan apabila mereka tidak melanjutkan sekolah.
“Saya ingin melihat anak-anak yang berkeliaran di desa, menggembala ternak, dan saya ingin memastikan pembelajaran mereka tidak terhenti,” katanya tentang alasannya menggelar pembelajaran tatap muka di ruang terbuka.