TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Pemilu Rusia pada Sabtu melarang Pavel Grudinin untuk maju sebagai kandidat dalam pemilu parlemen September 2021 mendatang. Grudinin adalah kandidat dari Partai Komunis dan menjadi politikus kelas kakap dari kubu oposisi, yang didiskualifikasi dari pemilu.
Grudinin bukan sosok yang asing di panggung politik Rusia. Dia pernah melawan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pemilu 2018 lalu dan mendapatkan 12 persen suara.
Menurut jajak pendapat awal, pejabat Presiden Vladimir Putin merupakan calon presiden inkumben yang diperkirakan 69 persen warga akan memilihnya.
Grudinin di depak dari pemilu parlemen September nanti karena jaksa penuntut menemukan dia memiliki saham di perusahaan asing. Kantor berita Interfax mewartakan Grudinin, yang juga seorang bos kaya raya bidang pertanian, menyangkal tuduhan jaksa tersebut.
Dia menegaskan tidak punya aset asing. Dia pun sangat yakin di diskualifikasi oleh komisi pemilihan umum karena untuk menjegal kandidat kuat dari partai-partai oposisi dalam pemilu September nanti.
Belum lama ini survei memperlihatkan partai Komunis Rusia dan partai-partai oposisi lainnya bisa menjadi ancaman bagi Partai Persatuan Rusia dalam pemilu parlemen untuk wilayah negara bagian Duma. Partai Persatuan Rusia adalah partai yang menggolkan Putin ke kursi presiden.
“Partai Komunis adalah partai oposisi. Seseorang takut dengan dampak besar dari persatuan kekuatan sayap kiri,” kata Grudinin.
Terdepaknya Grudinin dari pemilu parlemen membuat Ketua Partai Komunis Rusia Gennady Zyuganov angkat suara. Dia berjanji akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung atas keputusan komisi pemilu Rusia tersebut.
Survei yang dilakukan lembaga independen Levada Centre pada Maret 2021 menemukan sebanyak 27 persen warga Rusia akan memberikan hak suara mereka untuk Partai Persatuan Rusia, 10 persen lainnya akan mendukung Partai Komunis dan 12 persen berencana mendukung Partai Liberal Demokrat (LDPR).
Baca juga: Rusia Sukses Uji Sistem Pertahanan Udara S-500, Hancurkan Rudal Balistik
Sumber: Reuters