TEMPO.CO, Jakarta - Uganda merogoh kocek lebih dari USD 30,2 juta (Rp 437 miliar) untuk membeli kendaraan baru bagi para anggota parlemen. Kebijakan tersebut menuai kritikan karena dianggap pemborosan di tengah kondisi negara yeng terseok-seok membeli vaksin virus corona untuk menghentikan gelombang kedua wabah virus corona.
Juru bicara parlemen Uganda Chris Obore mengatakan parlemen sudah menggelontorkan uang kepada anggota parlemen untuk membeli kendaraan baru pada pekan ini. Setiap anggota parlemen diberikan 200 juta shillings (Rp 817 juta). Uganda total memiliki 529 anggota parlemen.
“Anggota parlemen harus menjalankan tugas mereka dan transportasi adalah bagian dari fasilitas mereka dalam melakukan tugas-tugasnya. Anggota parlemen itu harus mendatangi konstituen mereka, kalau mereka tidak punya kendaraan bagaimana mereka melakukannya,” kata Obore.
Sejak akhir Mei 2021, Uganda dilanda gelombang kedua wabah virus corona. Varian Delta Covid-19 juga sudah terdeteksi di Uganda. Lonjakan kasus Covid-19 di Uganda telah membuat rumah sakit-rumah sakit kewalahan dan memicu kurangnya pasokan oksigen, tempat tidur rumah sakit dan APD.
Presiden Uganda Yoweri Museveni,76 tahun, memerintahkan agar dilakukan lockdown, yang diantaranya menutup sekolah tatap muka dan melarang lalu-lintas kendaraan. Sedangkan semua aktivitas bisnis yang melayani kebutuhan pokok, boleh tetap buka.
Uganda sejauh ini masih belum bisa membeli vaksin virus corona dari merek apa pun. Otoritas mengatakan Uganda kalah saing dengan pembeli dari negara-negara kaya dari Barat.
Uganda sejauh ini mencatat ada 91.355 kasus infeksi virus corona. Dari jumlah itu, 2.483 berujung dengan kematian.
Baca juga: Olimpiade Tokyo: Atlet Angkat Besi Uganda yang Hilang Akhirnya Ditemukan
Sumber: Reuters