TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Filipina pada Sabtu, 24 Juli 2021, mengevakuasi ribuan penduduk Manila, yang tinggal di daratan rendah sebagai langkah antisipasi menghadapi hujan monsoon, yang diperparah dengan badai tropis, yang bisa membanjiri Manila dan provinsi sekitarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Filipina menyatakan ada 14.023 orang, yang sudah dievakuasi dari tempat-tempat rawan banjir di wilayah pinggir Ibu Kota Manila.
“Kami meminta masyarakat yang tinggal di area terdampak untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta bekerja sama dengan otoritas lokal,” kata Juru bicara kepresidenan Filipina Harry Roque.
Kondisi sebuah rumah yang dipenuhi lumpur setelah hantaman Badai Vamco, di Metro Manila, Filipina, 13 November 2020. REUTERS
Hujan lebat turun dalam beberapa pekan terakhir di sejumlah wilayah dunia. Di Cina, hujan deras telah menyebabkan banjir bandang, begitu pula di India dan negara-negara Eropa barat.
Sedangkan di Amerika Utara, terjadi gelombang panas. Semua ini telah meningkatkan rasa waswas terhadap dampak perubahan iklim.
Filipina memiliki lebih dari 7.600 pulau. Ahli prakiraan cuaca memperkirakan dalam setahun negara di Asia Tenggara itu bisa dilintasi 20 badai tropis. Suhu lebih hangat di Samudera Pasifik bisa membuat badai lebih kuat dan hujan lebih lebat.
Baca juga: Ketahanan Pangan Korea Utara Terancam Akibat Topan dan Pandemi
Sumber: Reuters