TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pemerintah kota Brasil membantah tudingan telah menggunakan vaksin Corona dari AstraZeneca yang telah kedaluwarsa. Bantahan muncul setelah sebelumnya media lokal setempat menyatakan kota-kota di Brasil menggunakan 26 ribu vaksin AstraZeneca yang sudah habis masa berlakunya.
Media massa setempat, Folha de S. Paulo sebelumnya menyatakan Maringa termasuk salah satu kota yang menggunakan lebih dari 3.500 suntikan kedaluwarsa.
Namun hal itu dibantah oleh Sekretaris Kesehatan Kota Maringa, Marcelo Puzzi. Dia mengatakan kecurigaan vaksin kedaluwarsa akibat kesalahan dalam sistem. "Tidak ada dosis vaksin yang kedaluwarsa di Maringa, tetapi ada kesalahan dalam sistem," kata Puzzi dalam sebuah pernyataan.
Hal senada dinyatakan oleh pejabat kota lainnya. Pejabat São Paulo, Juiz de Fora dan Belo Horizonte, yang juga menyangkal telah menggunakan vaksin lawas.
Vaksinasi Corona di Brasil telah menuai kritik. Pemerintah dinilai lamban dan adanya skandal korupsi dalam pengadaan vaksin.
Dosis vaksin yang kedaluwarsa juga dinilai kurang efektif. Di Afrika, sejumlah negara mengalami hal serupa. Pada Mei, Malawi telah menghancurkan hampir 20.000 dosis vaksin yang telah kedaluwarsa.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro sendir menolak divaksinasi. Dia bahkan meragukan vaksin bisa mengentaskan pandemi Corona yang telah menewaskan 500 ribu orang di Brasil.
Menurut media Folha de S. Paulo, vaksin yang kedaluwarsa berasal dari batch yang diimpor dari India oleh lembaga biomedis Fiocruz publik melalui lembaga Pan American Health Organization (PAHO).
Kementerian Kesehatan maupun PAHO belum berkomentar soal vaksin kedaluwarsa ini. AstraZeneca adalah salah satu dari vaksin yang digunakan di Brasil selain CoronaVac China.