Tak ada alasan yang jelas mengapa pria berkebangsaan Jepang ini menetap di Terminal 1 Bandara Internasional Benito Juarez sejak 2 September lalu. Ia bertahan hidup lewat sumbangan makanan dari restoran cepat saji dan kebaikan hati para penumpang. Ranjangnya hanyalah kursi-kursi di ruang tunggu.
Mulanya dia membuat para penumpang ketakutan dan pihak berwenang meminta Kedutaan Besar Jepang untuk menyelidiki alasan pria itu menolak untuk pergi. Namun kini Nohara bagaikan selebriti yang mendapat liputan luas dari televisi Meksiko perihal kehidupannya di sekitar restoran di pusat jajanan sekitar bandara.
Turis banyak yang berhenti untuk memintanya berfoto bersama dan jepret sana-sini atau pun sekadar meminta tanda tangannya.
Pria asal Tokyo itu terbang ke Meksiko dengan visa turis dan memiliki tiket pulang-pergi, namun dia tak pernah meninggalkan bandara tersebut. Dalam sebuah wawancara pada Kamis pekan lalu di restoran McDonald's dekat bandara, dia mengatakan tidak memiliki motif apa pun berada di situ dan tak tahu sampai berapa lama dia akan di sana.
"Saya tak mengerti mengapa saya berada di sini," katanya melalui penerjemah lokal kepada sebuah stasiun televisi seperti yang dikutip kantor berita Associated Press, Senin (24/11). "Saya tak punya alasan."
Pihak Kedutaan tak dapat memaksanya pergi, dan sepanjang visa milik Nohara masih berlaku maka aparat berwenang Meksiko hanya dapat menunggu sampai visa tersebut kedaluarsa pada awal Maret mendatang.
Selama terkatung-katung di bandara, jenggot Nohara yang tak pernah dicukur tumbuh tak keruan. Rambutnya yang dicat berubah warna menjadi kemerah-merahan dengan debu dan ketombe dimana-mana. Jaket krem dan selimut berbulu miliknya pun sudah kumal. Baunya seolah dia tak pernah mandi berbulan-bulan.
"Dia orang yang baik, pria yang manis," kata Silvia Navarrete del Toro, petugas kebersihan bandara. "Dia hanya duduk saja dan makan sepanjang hari."
Berbagai gerai yang ada di pusat makanan bandara memberikan makanan dan minuman ringan gratis bagi Nohara, yang terkadang mengangkat topi ataupun mug dengan logo toko tertentu agar mendapatkan publikasi selama penampilannya di televisi.
Orang asing acap membelikan dia pastri ataupun hamburger; yang belakangan menjadi makanan kegemarannya.
Ia duduk dengan penerjemah, berbincang, dan tergelak bersama-sama selama berjam-jam di sebuah meja kecil dengan bergelas-gelas kopi dingin, berbungkus-bungkus saus, dan roti isi yang terbungkus kertas aluminium.
Tentang rambutnya yang menjengkelkan, Nohara mengatakan ia tidak terinspirasi pada film The Terminal produksi 2004 yang dibintangi Tom Hanks, saat dia terjebak di bandara Kota New York. Namun Nohara mengaku memang ada sebuah kemiripan.
"Hidupku," kata dia berguyon, "adalah 'The Terminal 2'."
Bobby Chandra