Para aktivis anti rokok dari 21 negara berembuk sebelum mengikuti sebuah konferensi internasional di Durban, Afrika Selatan. Mereka berkumpul untuk membahas koordinasi aksi menghadapi peningkatan penggunaan rokok antar benua.
Koordinator Aliansi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau untuk wilayah Afrika, Adeola Akinremi, mengatakan dalam pertemuan ini, mereka membahas perkembangan yang dialami aliansi tetap negara-negara Afrika dalam pengendalian tembakau.
Kami harus bersatu untuk menghadapi penggunaan tembakau, kata Akinremi dalam siaran persnya kemarin di Durban Afrika Selatan.
Menurut Akinremi, negara-negara di Afrika tidak mampu menanggung tambahan penyakit ketika ongkos yang semestinya dipakai untuk kesehatan warga masuk ke kantong perusahaan-perusahaan rokok. Penderitaan mereka akan lebih besar, kata dia.
Aliansi juga telah menyusun beberapa platform untuk meneruskan peperangan melawan peningkatan penggunaan tembakau, termasuk penyiapan cara kerja sama jangka panjang dalam pengendalian tembakau.
Mereka telah menyiapkan kampanye anti tembakau besar-besaran untuk tahun depan. Sebelumnya, mereka memantau perkembangan penjualan perusahaan rokok multinasional dari bulan ke bulan.
Konferensi di Durban kali ini merupakan konferensi internasional ketiga yang membahas upaya pengendalian tembakau. Konferensi yang bakal dibuka Senin (17/11) pagi waktu setempat dihadiri delegasi dari 160 negara yang telah meratifikasi Konvensi WHO tentang Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).
Pembicaraan tentang pengendalian tembakau melibatkan lebih banyak pihak sejak 1999. Negara-negara Afrika juga sudah menjadi peserta yang kuat sejak saat itu. ujar Akinremi.
DIAN YULIASTUTI