TEMPO.CO, Jakarta - Laporan yang dipublikasikan institute biomedis Fiocruz pada Jumat, 23 April 2021, mengungkap anak-anak muda di Brasil yang terinfeksi Covid-19 dan meninggal, pada tahun ini mengalami kenaikan.
Dalam laporan itu disebutkan terjadi kenaikan angka kematian di kalangan usia 20 tahun – 29 tahun sampai lebih dari seribu persen terhitung mulai awal tahun ini sampai pekan pertama April 2021. Berdasarkan studi yang dilakukan, kematian di kalangan usia 30 tahun – 39 tahun naik 819 persen dan 40 tahun – 49 tahun naik sebanyak 933 persen.
Pada tahun ini, Brasil sangat terpukul oleh pandemi Covid-19, menyusul lambannya imunisasi vaksin virus corona, lockdown yang tidak bersifat nasional dan varian baru Covid-19 atau yang dikenal dengan P1.
Petugas kepolisian menyuruh pergi pengunjung yang berada di pantai Copacabana karena wabah pandemik virus corona atau Covid-19 di Rio de Janeiro, Brazil, 22 Maret 2020. Kasus corona di Brazil tembus 1.500 kasus lebih. REUTERS/Pilar Olivares
Menurut Fiocruz, naiknya angka kematian akibat Covid-19 di kalangan anak-anak muda Brasil kemungkinan lantaran relaksasi aturan pencegahan Covid-19 atau kelelahan akibat lockdown, yang membatasi ruang gerak masyarakat.
“Kebutuhan untuk kembali bekerja ke kantor atau mencari cara untuk bertahan hidup, membuat krisis ekonomi di Brasil memburuk. Begitu pula angka pengangguran di sana, yang mungkin menjadi faktor,” demikian laporan Fiocruz.
Beberapa laporan negara-negara seperti Kanada dan Amerika Serikat, yang juga menghadapi wabah varian baru Covid-19, dilaporkan bahwa anak-anak muda di sana banyak yang dirawat di rumah sakit. Kondisi ini tidak seperti awal-awal pandemi Covid-19, dimana kalangan lansia yang paling terpukul. Varian baru Covid-19 diyakini paling mudah menular.
Riset Fiocruz mengungkap Brasil masih seperti kuburan. Ruang ICU di 14 negara bagian dan distrik federal, 90 persen kapasitasnya penuh. Hanya tujuh negara bagian yang kapasitas ICU-nya sekitar 80 persen – 89 persen.
Baca juga: Hoaks Covid-19, Sebagian Besar Unggahan Misinformasi Ada di Facebook
Sumber: Reuters