TEMPO.CO, Jakarta - Iran sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang jam malam di 330 kota agar bisa mempertahankan angka kasus virus corona tetap rendah. Jam malam sebelumnya berlaku mulai pukul 9 malam – 4 subuh.
Juru bicara gugus tugas penanganan Covid-19 di Iran, Alireza Raisi mengatakan jam malam sebelumnya diberlakukan di zona orange atau kota yang tingkat medium terhadap risiko penyebaran Covid-19. Penerapan jam malam ini diharapkan bisa mengubah area yang sebelumnya zona orange, menjadi zona kuning.
Pegawai bank menggunakan pakaian pelingdung, masker dan penutup wajah saat bekerja di Tehran, Iran, 17 Maret 2020. WANA (West Asia News Agency)/Ali Khara via REUTERS
Jam malam telah membuat hampir 100 ribu kendaraan kena denda dalam seminggu terakhir. Lewat aturan jam malam, kendaraan pribadi dilarang melintas demi menghindari kontak sosial.
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan ada 134 pasien Covid-19 yang meninggal dalam tempo 24 jam terakhir. Jumlah itu terendah sejak 13 September 2020.
Total akumulasi kematian akibat virus corona di Iran sebanyak 54.574 orang. Jumlah itu terburuk di kawasan Timur Tengah.
Sedangkan kasus baru positif Covid-19 di Iran ada 5.760 kasus atau terendah sejak 22 Oktober 2020. Dengan begitu, total ada 1.194.964 kasus virus corona di negara itu.
Sebelumnya pada Kamis, 24 Desember 2020, Iran mengaku sudah mendapat persetujuan dari Amerika Serikat untuk membeli vaksin virus corona dari WHO yang beraliansi dengan COVAX. Namun tidak dijelaskan vaksin merek apa yang akhirnya dibeli.
Kepala Palang Merah Iran, Karim Hemmati, mengatakan pihaknya sudah berencana mengimpor sebuah vaksin dari Cina. Terkait keamanan vaksin, Hemmati meyakinkan semua vaksin yang impor dan obat-obatan yang masuk Iran, di bawah pengendalian Badan Pengawas Obat dan Makanan Iran sehingga seharusnya tidak ada masalah.
Sumber: https://www.reuters.com/article/health-coronavirus-iran-int/iran-extends-traffic-curfew-to-lower-risk-areas-to-sustain-virus-decline-idUSKBN2900JQ