Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivis Mahasiswa Thailand Parit Chirawak Deklarasi Kemenangan Rakyat

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Aktivis mahasiswa Parit
Aktivis mahasiswa Parit "Penguin" Chirawak ditangkap polisi dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Keamanan Negara pada Agustus 2020. Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin demonstrasi Thailand, Parit “Penguin” Chirawak menyatakan kemenangan dalam unjuk rasa yang diikuti ribuan masyarakat dan mahasiswa di Ibu Kota Bangkok pada Ahad, 20 September 2020.

“Dia mengatakan kepada massa untuk ikut menggelar demonstrasi pada Kamis di depan gedung parlemen,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 20 September 2020.

Penguin, begitu nama julukannya, juga meminta masyarakat untuk tidak bekerja pada 14 Oktober atau tinggal di rumah.

Dia adalah salah satu pemimpin dari United Front of Thammasat and Demonstration. Bersama para aktivis lainnya, dia menggalang aksi demonstrasi selama dua hari di Lapangan Sanam Luang, yang terletak di seberang Istana Kerajaan Thailand.

Penguin menyampaikan desakan publik agar Perdana Menteri, Prayut Chan-o-cha, dan kabinetnya mengundurkan diri. Dia juga meminta pejabat Komisi Pemilihan Umum, dan Mahkamah Konstitusi untuk mundur.

Grup ini juga menuntut perubahan Konstitusi, yang dianggap menguntungkan militer. Para demonstran juga meminta reformasi monarki dan pengurangan kekuasaan raja, yang dianggap dominan.

Penguin meyakini Jenderal Prayut terisolasi secara politik dan pemerintah tidak akan bertahan lama hingga bulan depan. Soal desakan mahasiswa ini, Prayuth pernah mengatakan siap berdialog dan menyelesaikan perbedaan pandangan.

“Jika Prayut menolak berhenti, maka akan lebih banyak masyarakat bergabung dalam protes ini,” begitu dilansir Bangkok Post, yang memprediksi sekitar 40-50 ribu demonstran hadir di lokasi mendesak pemerintah mundur.

Penguin adalah mahasiswa di Thammasat University dan sempat ditangkap petugas pada Agustus saat menuju lokasi demonstrasi.

Setelah dibebaskan pada bulan yang sama, Penguin menyatakan akan terus berdemonstrasi melawan pemerintah dan mendesak reformasi kerajaan.

Polisi menangkapnya atas tuduhan melakukan penghasutan kepada massa melawan pemerintah dan kerajaan.

Selain menangkap polisi, Human Rights Watch mengatakan polisi juga memiliki daftar 31 aktivis dan tokoh yang akan ditangkap dengan tuduhan serupa.

“Setiap penangkapan baru terhadap aktivis pro-demokrasi damai menunjukkan pemerintahan otoriter Thailand bertendensi dan tidak menghormati Hak Asasi Manusia,” kata Brad Adams seperti dilansir situs HRW pada 15 Agustus 2020.

Selain Penguin, situs HRW menyebut polisi Thailand juga mengincar sejumlah aktivis mahasiswa lainnya yang tergabung dalam Gerakan Muda Bebas atau Free Youth Movement. Mereka adalah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arnon Nampha dan Panupong Jadnok, yang juga terkena tuduhan sama. Para aktivis ini terlibat dalam demonstrasi besar mahasiswa “Free Youth” pada 18 Juli 2020 di Ibu Kota Bangkok.

Tuduhan penghasutan publik, yang digunakan polisi, memiliki konsekuensi hukum hukuman penjara maksimal tujuh tahun.

Para aktivis Free Youth Movement kerap menggelar protes damai di depan Monumen Demokrasi di Bangkok sejak terjadinya kudeta militer pada pertengahan 2014. Para aktivis ini mendesak pembubaran parlemen, pembentukan Konstitusi baru dan berakhirnya tindakan gangguan aparat terhadap warga yang menggunakan hak kebebasan berbicara.

Demonstrasi ini telah terjadi di 55 provinsi di Thailand sambil memperluas desakan menjad reformasi monarki dan mengurangi kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.

Tokoh demonstrasi Thailand lainnya adalah Arnon Nampa, 36 tahun, yang berprofesi sebagai pengacara HAM.

Dia menggelar protes bertema “Harry Potter vs He Who Must Not Be Named” di Bangkok pada 3 Agustus 2020.

Demonstrasi ini membawa berbagai foto dengan salah satunya adalah tokoh jahat Lord Voldemort. Foto itu sebagai rujukan kepada  raja Thailand, yang fotonya memenuhi berbagai tempat publik. “Kita perlu mendiskusikan secara serius peran monarki dalam politik Thailand,” kata Nampa seperti dilansir Time pada 18 September 2020.

  

Sumber:

https://www.bangkokpost.com/thailand/general/1968767/parit-gets-bail-but-vows-to-keep-speaking-out

https://www.dw.com/en/thailand-biggest-protest-in-years-targets-government-and-monarchy/a-54988632

https://www.hrw.org/news/2020/08/15/thailand-drop-charges-release-student-activist

https://time.com/5890121/thai-king-thailand-monarchy-vajiralongkorn-arnon-nampa/

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

4 jam lalu

Wang Nan memeluk satu dari empat petugas yang menyelamatkannya lima tahun lalu di Pha Taem National Park Thailand (Dok. Pha Taem National Park Office)
Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

13 jam lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

13 jam lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

15 jam lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

19 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

1 hari lalu

Phi Phi Islands di Phuket, Thailand (Pixabay)
Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

2 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

3 hari lalu

Patung Buddha raksasa dari kuil Wat Paknam Phasi Charoen terlihat di Bangkok, Thailand, 10 Juni 2021.[REUTERS/Jorge Silva]
Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.