TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Donald Trump menuduh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) dengan sengaja memperlamban uji vaksin virus Corona. Seperti biasanya, Donald Trump menyampaikan hal tersebut tanpa memegang bukti apapun.
"Kelompok bawah tanah atau siapapundi FDA dengan sengaja mempersulit perusahaan-perusahaan farmasi untuk melakukan uji klinis vaksin virus Corona terhadap manusia," ujar Donald Trump di Twitter-nya, sebagaiamana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 23 Agustus 2020.
Donald Trump melanjutkan tuduhannya bahwa upaya itu akan terus berlanjut hingga November nanti, ketika Pilpres Amerika digelar. Padahal, menurut ia, seharusnya FDA fokus memastikan nyawa-nyawa pasien virus Corona bisa segera diselamatkan.
Pernyataan Donald Trump menyusul pernyataan pejabat senior FDA, Peter Marks, bahwa dirinya akan mengundurkan diri apabila sanga presiden memaksanya untuk mendistribusikan vaksin yang belum teruji.
Ketua Parlemen AS, Nancy Pelosi, terheran-heran dengan pernyataan Donald Trump. Menurutnya, pernyataan tersebut sangat berbahaya dan mengerikan, apalagi ketika seorang presiden tidak mendukung FDA.
Saat ini, salah satu perusahaan di Amerika yan telah memasuki fase ketiga (uji klinis terhadap manusia) untuk tes vaksin virus Corona adalah Moderna. Adapun di dunia, perusahaan farmasi yang dianggap paling dekat dengan penemuan vaksin adalah AstraZeneca dan Sinovac.
Kasus unik berlaku untuk Rusia. Mereka mengklaim telah menemukan vaksin virus Corona dan bersiap untuk memproduksinya. Namun, pernyataan itu dikeluarkan saat uji klinis belum usai dan data belum diperiksa silang oleh ahli medis di berbagai negara.
ISTMAN MP | REUTERS