TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi kesehatan dunia, WHO, mengingatkan negara-negara anggotanya untuk tidak mencoba menimbun stok vaksin virus Corona sebanyak mungkin. Sebab, ada banyak negara yang membutuhkannya, terutama negara dunia ketiga.
Untuk mencegah hal itu terjadi, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengusulkan apa yang ia sebut sebagai COVAX Global Vaccines Facility. Tujuannya, untuk memastikan pembagian vaksin virus Corona berlangsung merata. Sebanyak 194 negara yang menjadi anggota WHO telah menerima pemberitahuan soal inisiatif tersebut.
"Negara yang menimbun vaksin virus Corona dan mengesampingkan negara-negara lainnya hanya akan memperparah pandemi yang ada," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 18 Agustus 2020.
Deadline 31 Agustus ditetapkan oleh WHO untuk memastikan apa saja aturan dari COVAX Global Vaccines Facility tersebut. Selain itu, juga untuk memastikan banyak negara bergabung dalam inisiatif tersebut. Sejauh ini, sudah ada 92 negara miskin yang bergabung ke dalamnya, berharap mendapat bantuan dari negara-negara yang lebih makmur.
WHO menegaskan bahwa mereka tidak mendesak negara-negara untuk bergabung. Namun, mereka sangat mengharapkan hal tersebut demi menekan pandemi virus Corona secepat mungkin.
"Kebanyakan masih memantau sebelum memutuskan berkomitmen dengan kebijakan ini," ujar Kepala ACT Accelarator WHO yang bertugas mempercepat distribusi obat, vaksin, dan diagnostik virus Corona.
Sejauh ini, Rusia, Cina, Inggris, dan Amerika yang sudah dikabarkan makin dekat dengan penemuan vaksin virus Corona. Di antara keempatnya, Rusia mengklaim sebagai yang paling pertama menyatakan telah menemukan vaksin virus Corona. Namun, berbagai negara meragukannya karena data yang tidak terbuka dan uji klinis yang belum tuntas.
ISTMAN MP | REUTERS