TEMPO.CO, Portland - Sejumlah demonstran menggelar aksi unjuk rasa menolak rasialisme terkait kasus tewasnya pria kulit hitam George Floyd pada 25 Mei 2020.
Demonstrasi yang digelar pada Jumat, 17 Juli 2020, ini mendapat pengamanan dari sejumlah petugas berpakaian resmi dan preman.
Demonstran memprotes rasisme dan tindakan brutal polisi di luar gedung pengadilan federal nyaris setiap hari. Terkadang, jumlah demonstran membludak mencapai sekitar 10 ribu orang.
“Salah satu video online menunjukkan sekelompok petugas mengangkat seorang pemrotes dan memasukkannya ke sebuah mobil mini van berwarna gelap,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 17 Juli 2020.
Juru bicara dari Kantor Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan atau CBP di Amerika Serikat mengatakan petugas mendapat informasi soal pria yang ditangkap itu.
Juru bicara ini mengatakan orang itu adalah tersangka penyerangan terhadap agen federal atau pelaku perusakan properti milik pemerintah federal.
“Sekelompok massa mendekati agen federal saat mereka hendak menangkap tersangka,” kata juru bicara ini seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 18 Juli 2020.
Juru bicara CBP mengatakan petugas memindahkan tersangka untuk dimintai keterangan.
Sebuah video lain menunjukkan seorang petugas keamanan melarang petugas medis menolong seorang demonstran yang terluka.
Ada juga video yang menunjukkan seorang demonstran terluka pada bagian kepalanya karena ditembak petugas menggunakan amunisi tidak mematikan.
Seorang petugas dari kementerian Keamanan Dalam Negeri atau DHS mengatakan penangkapan terjadi karena tersangka menyerang petugas atau merusak properti pemerintah.
Tapi, petugas ini tidak memberi contoh perusakan yang dimaksud. Dia membantah petugas berkeliaran untuk menangkapi warga. “Ini bukan negara Cina komunis,” kata dia.
Soal tindakan petugas ini, Wali Kota Portland, Ted Wheeler, mengatakan Kantor Marshals AS bakal menggelar investigasi penuh soal aksi penembakan oleh petugas yang melukai warga.
Pelaksana tugas kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Chad Wold, memuji petugas di lapangan karena menjaga institusi dan keadilan dari tindakan anarkis warga selama 48 hari berturut-turut.