TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada Jumat akan melakukan reshuffle kabinet jika lockdown selama dua minggu gagal menghentikan penyebaran virus corona di Kazakhstan.
"Ini akan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan pemerintah untuk bekerja dalam komposisi saat ini jika tidak ada perbaikan pada akhir lockdown," kata kantor kepresidenan mengutip pernyataan Tokayev, dilaporkan Reuters, 10 Juli 2020.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev berharap situasi negara saat ini akan membaik dalam dua minggu ke depan setelah lockdown kedua diberlakukan, kantor berita Kazinform melaporkan.
Kazakhstan, yang memberlakukan lockdown baru pada 5 Juli, telah mengkonfirmasi hampir 55.000 infeksi Covid-19, termasuk 264 kematian. Jumlah kasus baru naik pada hari Kamis dan mencatat rekor harian 1.962 kasus sebelum turun menjadi 1.726 kasus pada hari Jumat.
Tokayev juga memerintahkan kabinet untuk meningkatkan kembali perekonomian, yang menyusut 1,8% Year-on-Year di Januari-Juni karena sektor jasa terdampak lockdown pertama pada Maret-Mei, dan sektor minyak dan gas utama anjlok akibat penurunan harga minyak mentah dunia.
Tokayev mengatakan pemerintah akan mengalokasikan 150 miliar tenge tambahan untuk memerangi wabah virus corona dan mendesak bank sentral Kazakhstan untuk menurunkan target inflasi menjadi 8,0-8,5% dari 9,0-11,0% tahun ini.